Nasdem ke PDIP Makin Panas: Kami Tunjuk Anies sebagai Capres, Bukan Petugas Partai

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bersama Anies Baswedan saat Deklarasi Capres 2024 Pilihan Nasdem, 3 Oktober 2022. FOTO/DOK.MPI
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Hubungan Partai Nasdem dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) makin panas setelah Anies Baswedan resmi diusung menjadi calon presiden (capres) 2024. Nasdem menegaskan bahwa deklarasi Anies sebagai capres yang dilakukan pada 3 Oktober 2022 dalam rangka mencari pemimpin nasional bukan petugas partai.

Hal ini ditegaskan elite DPP Partai Nasdem Bestari Barus menanggapi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang selalu menyerang Anies Baswedan. Menurutnya, bagi Partai NasDem yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres di Pilpres 2024 merupakan suatu keniscayaan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Karena pemilu mendatang mengharuskan bagi partai politik untuk melakukan penjaringan hingga memutuskan satu nama yang diusung sebagai capres. Partai NasDem akhirnya mengusung Anies Baswedan sebagai capres untuk Pilpres 2024,” kata Bestari, Rabu (12/10/2022).

Ia menegaskan tidak ada koalisi yang abadi sepanjang waktu. “Proses untuk menentukan satu nama juga membutuhkan waktu yang cukup panjang. Tidak ujug-ujug. Lagi pula batas koalisi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin kan sampai 2024,” kata Bestari.

Partai Nasdem dalam memilih capres tidak sekadar menunjuk petugas partai tapi juga memberikan keleluasaan bagi sang capres yang diusung untuk memilih cawapresnya. “Nah, untuk 2024 ke 2029 tentu Partai NasDem butuh waktu yang cepat, supaya bisa menemukan figur terbaik untuk memimpin bangsa Indonesia ke depan. NasDem mencari pemimpin nasional bukan sekadar petugas partai,” katanya.

Ia menegaskan Anies Baswedan tidak ada kaitannya dengan koalisi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin saat ini. “Perlu digarisbawahi Anies itu untuk periode 2024-2029. Jadi, tidak ada kaitannya dengan koalisi hari ini, karena 2024 tongkat estafet perlu diberikan kepada yang lain,” kata Bestari.

Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan analogi insiden Hotel Yamato dengan kontekstual kondisi perpolitikan Tanah Air di era pemerintahan Joko Widodo saat ini.

“Itu di Hotel Yamato, di hotel itu para pejuang kita melihat ada bendera Belanda, birunya dilepas. Dan ternyata birunya juga terlepas dari pemerintahan Jokowi sekarang karena punya calon presiden sendiri,” ujar Hasto Kristiyanto dalam konferensi pers usai pelaksanaan talk show HUT ke-77 TNI bertema TNI Adalah Kita di Kantor DPP PDIP Gedung B, Menteng Jakarta Pusat, Ahad (9/10/2022).

Ia menyebutkan hal tersebut berkaitan dengan masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. “Itu arahnya perspektif historis menginspirasi masa kini dan akan merancang masa depan,” katanya.

Sumber: Sindonews

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *