Catatan perjalanan Dr Syamsudin MAg, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, dari Turki.
Hajinews.id – Masjid Abu Ayyub Al-Anshari adalah masjid pertama yang dibangun oleh Kesultanan Turki Utsmani setelah penaklukan Konstantinopel di tahun 1453. Di kompleks masjid tersebut terdapat makam Sahabat Nabi SAW, yaitu Abu Ayyub al-Ansari.
Masjid ini dibangun dekat Tanduk Emas di Distrik Eyub, Istanbul, Turki—kini nama resminya Republik Turkiye. Sebenarnya sejarah masjid ini lebih dari 1.500 sahun yang lalu, mengingat sudah dibangun di luar tembok Konstantinopel, sebelum kota itu ditaklukkan.
Penyebar Islam ke Eropa
Abu Ayyub Al-Anshari adalah tokoh besar dalam sejarah dakwah Islam. Dalam sejarah hijrah Nabi Muhammad SAW, rumah penduduk Madinah yang pertama kali disinggahi oleh Nabi Muhammad SAW adalah rumah Abu Ayyub al-Anshari. Dia selanjutnya memilih hijrah ke Kawasan Turki dengan tujuan untuk menyebarkan agama Islam di Eropa.
Arsitektur Masjid Abu Ayyub Al-Anshari begitu mewah dan indah. Karpet-karpet tebal, lampu gantung, dan kubah arsitektur khas Turki menghiasi bangunan berusia ratusan tahun tersebut.
Selain shalat di masjid ini, para pengunjung tidak melewatkan kesempatan berziarah ke makam Abu Ayyub yang berada di halaman dalam masjid. Di sana, banyak pengunjung (zuwwar) berkumpul untuk melihat makam sahabat Rasulullah SAW tersebut dari kaca yang disediakan. Bangunan makam Abu Ayyub sendiri memiliki nuansa warna sangat kontras dengan masjid, dihiasi keramik beraneka warna.
Makam Abu Ayyub Al-Anshari
Makam Abu Ayyub Al-Anshari ada di depan masjid, masih dalam kompleks. Makam tersebut memiliki desain yang patut diapresiasi. Dibangun dengan arsitektur indah dan berkelas. Pada dinding bagian depan terdapat ornamen warna biru yang menjadi warna khas peninggalan Turki Utsmani.
Menurut sejarah, Abu Ayyub dan pasukannya berupaya merebut Konstantinopel pada tahun 52 Hijriah. Dalam perang tersebut dia mengalami luka parah. Kemudian datanglah sahabat yang lainnya, “Adakah permintaan Anda, wahai Abu Ayyub?”. Abu Ayyub kemudian berwasiat agar jasadnya nanti diangkut dengan kudanya untuk dibawa ke tempat sejauh mungkin di negeri musuh dan dikuburkan di sana pula. Tempat persemayaman terakhir Abu Ayyub Al-Anshari berada di daerah yang diberi nama sama dengan namanya sendiri yaitu distrik Eyub.