Waspada, Muhammadiyah Jangan Tergoda Politik Praktis

Muhammadiyah Jangan Tergoda Politik Praktis
Oman Sukmana, Ketua Prodi Kesejahteraan Sosial, FISIP-Universitas Muhammadiyah Malang. Foto: istimewa
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Oman Sukmana, Ketua Prodi Kesejahteraan Sosial, FISIP-Universitas Muhammadiyah Malang

Hajinews.id – MESKIPUN Muktamar Ke-48 Persyarikatan Muhammadiyah akan diselenggarakan bulan depan, 18-20 November 2022, di Surakarta, Jawa Tengah, kegiatan pra-muktamar sudah berlangsung di beberapa daerah. “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta” adalah tema yang diusung dalam Muktamar Ke-48 Persyarikatan Muhammadiyah pada 2022 ini.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Bagi Persyarikatan Muhammadiyah, muktamar adalah majelis permusyawaratan tertinggi yang agenda utamanya, antara lain, menentukan proses regenerasi. Selain itu, muktamar juga momentum silaturahmi dan kolaborasi antarwarga Persyarikatan Muhammadiyah se-Indonesia bahkan dunia.

Menurut pandangan penulis, dalam tema “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta” paling tidak mengandung dua makna penting. Pertama, Muhammadiyah bertekad untuk “memajukan Indonesia” yang merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yakni antara lain memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Didirikannya Persyarikatan Muhammadiyah jauh sebelum proklamasi Indonesia, adalah merupakan manifestasi dari kerisauan seorang KH Ahmad Dahlan melihat realiatas masyarakat sekitarnya pada waktu itu yang ditandai oleh kondisi kemiskinan dan kebodohan. Jangan bermimpi menjadikan Islam yang kuat, jika umat Islam Indonesia masih dilanda kemiskinan dan kebodohan.

Maka Muhammadiyah bertekad untuk menjadikan umat Islam yang sejahtera dan cerdas. Bukankah visi Muhammadiyah ini koheren dengan tujuan nasional bangsa Indonesia? Maka muktamar ke-48 ini merupakan ajang peneguhan kembali komitmen Muhammadiyah sebagai pilar NKRI, “Muhammadiyah untuk Bangsa”.

Kedua, sebagai organisasi kemasyarakat yang berbasis nilai-nilai keislaman Muhammadiyah berkomitmen untuk menunjukkan bahwa Islam itu adalah agama rahmatan lil’alamin.

Menegaskan bahwa kalau Islam dilaku­kan secara benar dengan sendirinya akan mendatangkan rahmat, baik itu untuk orang Islam maupun untuk selu­ruh alam. Maka “mencerahkan semesta” pada hakikatnya adalah komitmen untuk menunjukkan senyatanya bahwa Islam itu rahmatan lil’alamin.

Organisasi Gerakan Kesejahteraan Sosial

Meminjam pikiran Pradana Boy, seorang cendekiawan muda Muhammadiayah, dalam mengkaji aktivitas dan dinamika Muhammadiyah dapat dilihat dari tiga aspek. Pertama Muhammadiyah sebagai suatu gerakan, kedua Muhammadiyah sebagai suatu pemikiran, ketiga Muhammadiyah sebagai suatu organisasi.

Khusus dalam konteks Muhammadiyah sebagai suatu gerakan, di dalamnya dapat dirinci ke dalam empat dimensi gerakan Muhammadiyah. Pertama, Muhammadiyah sebagai gerakan keagamaan, yakni bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid dan pemurnian Islam, yang dimaksudkan sebagai penafsiran, pengamalan, dan perwujudan ajaran Islam dengan tetap berpegang teguh kepada Alquran dan Sunah.

Kedua, Muhammadiyah sebagai gerakan intelektual, yakni bertujuan untuk mengembalikan roh intelektual Islam dan membangun peradaban serta pembaharuan Islam terutama dalam arus pemikiran Islam modern.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *