Firaun tertawa bangga menyaksikan kebolehan para ahli sihirnya. Rakyat banyak terkagum-kagum. Ini memang menjadi tujuan Firaun, jika para ahli sihir itu dapat mengalahkan Musa maka hancurlah kepercayaan rakyat atas kebenaran dakwah nabi Musa dan nabi Harun.
Namun dengan rasa tenang nabi Musa melemparkan tongkatnya, tongkat tersebut segera berubah menjadi ular yang sangat besar dan langsung dengan lahap memakan ular-ular para ahli sihir Firaun.
Waktu singkat ular-ular para ahli sihir itu habis ditelan ular nabi Musa. Para ahli sihir terbelalak heran, apa yang ditampilkan Nabi Musa bukanlah sihir yang seperti mereka pelajari dari setan. Sadar akan hal itu para ahli sihir sama berlutut dan menyatakan diri menjadi pengikut ajaran nabi Musa. Mereka bertobat dan hanya akan menyembah Allah saja.
Firaun pun sangat murka karena hal itu. Nabi Musa dan nabi Harun berhasil mengalahkan Firaun dan para pengikut nabi Musa makin lama semakin banyak jumlahnya, sebab ajaran nabi Musa sangat jelas mengangkat harkat kemanusiaan. Membimbing manusia agar berbudi pekerti mulia, dan mereka dihormati sebagai makhluk Tuhan sama seperti lainnya.
Nabi Harun menjadi Pemimpin Sementara Bani Israil dan Wafatnya
Nabi Harun tidak dibawa oleh nabi Musa ke Bukit Thursina. Dia bertugas memimpin Bani Israil selama ditinggal oleh nabi Musa . Nabi Harun seorang dirilah yang menghadapi Samiri sebagian Bani israil yang mau menerima ajakan Samiri untuk menyembah patung anak sapi. Ketika nabi Musa asturun dari bukit Thursina ia terkejut, kaumnya telah tersesat.
Mereka berpesta pora dan menyembah patung anak sapi yang terbuat dari emas. Nabi Musa as menegur saudaranya yakni nabi Harun yang telah dititipi agar menjaga ummatnya. Nabi harun as berkata bahwa ia sudah memperingatkan mereka namun tak menganggapnya sebelah mata, karena Nabi Harun as dianggap orang yang lemah.
Setelah diselidiki ternyata samirilah orang yang mengajak orang-orang itu membuat patung anak sapi dan menyembahnya. Nabi Musa marah sekali, kemudian Samiri diusir, tidak boleh bergaul dengan masyarakat. Sebab Samiri terkena kutukan, jika ia disentuh atau menyentuh manusia maka badannya akan menjadi demam-panas itulah siksa di dunia, adapun nanti akhirat ia akan dimasukkan ke dalam neraka.
Kisah nabi Harun yang mendampingi Nabi Musa dalam berdakwah tidak berhenti begitu saja Tribunners meski terjadi pemberontakan. Keduanya tetap menyeru kepada agama Allah. Nabi Harun dan nabi Musa yang saat itu akan masuk ke kawasan Kan’an mendapatkan penolakan. Mereka akhirnya menuju suatu daerah hingga sampai di Gunung Hor, di kawasan perbatasan Edom.
Sesuai perintah Allah, nabi Harun dan nabi Musa mendaki gunung tersebut bersama Eleazar -putra nabi Harun. Di puncak Gunung Hor itulah Nabi Harun wafat. Kabar meninggalnya Nabi Harun terdengar oleh seluruh bangsa Israil. Mereka menangis dan merasa kehilangan panutan saat nabi Harun wafat.
Nah, begitulah kisah nabi Harun yang terkait oleh kisah nabi Musa yang dapat Tribunners petik hikmahnya. Jika Tribunners menginginkan referensi cerita islami untuk siswa-siswinya atau buah hatinya dapat jadi pelajaran yang bagus untuk ditelusuri jejak sejarahnya nabi dan rasul . sumber data: Gramedia.com