SBY di Forum Club de Madrid Berlin Sebut Dunia Terbelah, Pemimpin Dunia Harus Bersatu

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendorong para pemimpin dunia menurunkan ego masing-masing dan bekerja sama untuk memecahkan tiga masalah dunia belakangan ini.

Menurut SBY, dunia saat ini mengalami masalah berat akibat perang Rusia-Ukraina berkepanjangan, ancaman resesi ekonomi global, dan perubahan iklim serta bencana alam.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Seruan itu disampaikan SBY dalam pertemuan para mantan kepala negara yang tergabung dalam Club de Madrid (CdM) di Berlin (31/10) pagi waktu setempat.

“Kita hidup dalam dunia yang terbelah. Dunia yang terkunci dalam rivalitas. Masing-masing bertahan dalam posisinya. Ketidakpercayaan tinggi. Ruang dialog semakin menyusut. Rasa tidak aman terhadap satu sama lain semakin meningkat,” kata SBY.

“Perlombaan senjata muncul kembali. Pendekatan zero-sum makin dianggap lazim. Serta kurangnya kepemimpinan global yang bisa mengeluarkan kita dari kondisi yang tidak ideal ini,” imbuh dia.

SBY mengajak para pemimpin dunia untuk menjawab tiga pertanyaan besar.

Pertama, bagaimana semua pihak menyelesaikan krisis multidimensi yang kompleks yaitu elemen keamanan, ekonomi, kemanusiaan, lingkungan, dan politik yang saling terkait.

“Kedua, di dunia yang penuh persaingan dan ketidakpercayaan, bagaimana kita bisa meningkatkan ruang kerja sama antar bangsa, termasuk antar masyarakat sipil? Ketiga, karena tatanan dunia tampaknya memudar, bagaimana kita menyesuaikan tatanan dunia dengan realitas dan kebutuhan abad ke-21?” lanjut dia.

SBY mengatakan, kerja sama antar para pemimpin dunia sudah pernah dilakukan. Menurutnya pengalaman itu bisa menjadi jawaban dari tiga pertanyaan tersebut.

“Kita pernah melakukan hal ini sebelumnya pada 2008. Ketika dunia dilanda krisis keuangan global, negara-negara G20 berhasil menyelesaikan masalah dengan bekerja sama, bahu-membahu,” ungkap SBY.

SBY lantas menyoroti G20 saat ini menghadapi dilema serius tentang bagaimana mengatasi tantangan global secara efektif di saat persaingan dan perpecahan mendominasi dunia, seperti perang Rusia dan Ukraina. Ia mengimbau salah satu hal yang perlu dilakukan lebih dulu yakni menyudahi perang Ukraina dan Rusia.

“Sangat penting untuk mengakhiri perang di Ukraina, sehingga komunitas internasional dapat kembali memfokuskan energi mereka untuk mengatasi masalah-masalah global yang menjadi perhatian bersama,” tutur dia.

SBY menyebut, CdM bukan power holders. Tetapi dengan niat baik dan tulus, menurutnya CdM punya kewajiban moral untuk menawarkan gagasan-gagasan konstruktif kepada G20, Dewan Keamanan PBB, dan para pemimpin dunia yang sekarang berkuasa untuk menyudahi perang.

“Suara kita mungkin tidak didengar oleh komunitas dunia. Tapi, saya percaya kita memiliki kewajiban moral untuk membagi pandangan kita. Kita tidak ingin disalahkan oleh sejarah karena kita tidak melakukan apa-apa,” pungkas dia.

Presiden Club de Madrid sekaligus mantan Presiden Slovenia, Danilo Türkm menyambut baik usulan SBY.

Ia setuju sebagai mantan pemimpin dunia, CdM punya kewajiban besar mendorong perdamaian dan penyelesaian masalah global.

“Seperti yang baru saja dijelaskan oleh Presiden Yudhoyono, kita mungkin tidak selalu didengar, kita mungkin tidak disimak, tetapi kita memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk berpikir, berpikir secara serius dan mendalam, dan menawarkan solusi. Mungkin, mungkin saja, kita akan didengarkan,” kata Türk.

Pertemuan bertajuk ‘2022 Berlin Policy Dialogue’: Leading in a World of Converging Crises ini turut dihadiri mantan Perdana Menteri Senegal Aminata Touré (2013-2014) dan mantan Kanselir Austria Wolfgang Schüssel (2000-2007).

Hadir secara online mantan Presiden Jerman Horst Kohler (2004-2010), mantan Perdana Menteri New Zealand Helen Clark (1999-2008) serta para mantan kepala negara lainnya, baik dari negara-negara maju, maupun berkembang.

Sekjen PBB António Guterre turut memberikan sambutan dan apresiasi atas inisiatif ini yang disampaikan secara online.

Adapun Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institue (TYI) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ikut hadir dalam pertemuan para mantan kepala negara ini. TYI merupakan salah satu inisiator pertemuan ini bersama Club de Madrid, Liz-Mohn Center dan Kantor Luar Negeri Federal Jerman.

Sumber: kumparan

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *