Jadi Pembicara di Bloomberg NEF, Anies Berbagi Pengalaman Pimpin Jakarta Hadapi Perubahan Iklim

Anies Baswedan jadi pembicara di acara Blommber NEF (Foto : Instagram/@aniesbaswedan)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Mantan Gubernur DKI Jakarta Periode 2017-2022, Anies Baswedan menjadi pembicara dalam acara Bloomberg NEF Summit yang merupakan salah satu side event di G20 dan B20, Nusa Dua, Bali, Sabtu (12/11/2022). Ia berbagi pengalaman saat memimpin Jakarta dalam menghadapi perubahan iklim.

“Berbagi pengalaman tentang berbagai upaya yang telah dilakukan di Jakarta selama 2017-2022 dalam menghadapi perubahan iklim,” tulis Anies dalam laman Instagram @aniesbaswedan dikutip, Ahad (13/11/2022).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Anies mengklaim bahwa Jakarta pada 2020 telah berhasil menurunkan Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 26 persen.

“Jakarta telah berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 26% pada 2020, ini bahkan melampaui target penurunan 30% di 2030,” ucapnya.

Anies pun membeberkan tiga prinsip yang selalu dipegang saat era kepemimpinannya. Mulai dari mengubah tradisi Car Oriented Development (COD) menjadi Transit Oriented Development (TOD), Kolaborasi hingga pengambilan kebijakan berbasis data dan ilmu pengetahuan.

“Pencapaian luar biasa ini dimungkinkan berkat 3 prinsip yang selalu kita pegang; Pertama, selesaikan dari akar masalahnya mengubah kota yang tadinya car oriented development menjadi Transit Oriented Development,” kata Anies Baswedan.

Kedua, kolaborasi adalah kunci; kami berkolaborasi dengan berbagai organisasi, pemangku kepentingan, dan mengajak warga kota terlibat juga. Ketiga, Evidence-based policy: pengambilan kebijakan harus selalu berdasarkan pada data dan ilmu pengetahuan. Meminta masukan dari para ahlinya, termasuk belajar dari kota/ negara lain di dunia yang juga menghadapi masalah serupa,” imbuhnya.

Eks Mendikbud itu juga menekankan perlu adanya kemauan politik yang kuat guna menerjemahkan kebijakan menjadi aksi.

“Dan yang paling penting, harus ada kemauan politik yang kuat (strong political will) untuk menerjemahkan kebijakan menjadi aksi dan tetap dalam jangkauan kemampuan fiskal kita,” ucapnya.

Lebih lanjut, Anies mengatakan Presidensi G20 memiliki peran dalam menentukan dalam upaya menghadapi krisis iklim.

“Maka diperlukan integrasi vertikal antara pemerintah nasional dengan pemerintah-pemerintah lokal. Setiap kebijakan di tingkat lokal harus selaras dengan kebijakan dan target di level nasional,” tuturnya.

Sumber: Okezone

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *