Tahun Tantangan Politik

Tahun Tantangan Politik
Tahun Tantangan Politik
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Arif Susanto, Analis Politik Exposit Strategic, Senior Fellow Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia

Hajinews.id – MENGARUNGI 2023 sebagai tahun tantangan politik membutuhkan modal sosial memadai, agar kita tidak tergulung perseteruan. Meniti di antara kebutuhan untuk mendinamisasi politik dan untuk memelihara integrasi bangsa, kita tidak bisa mengorbankan salah satunya. Kesadaran tentang waktu dan orientasi pada demokrasi, membantu penyusunan antisipasi agar optimisme kita terpelihara.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Gerak dinamis

Perjalanan waktu terus mengarah ke depan, dalam langkah yang tidak mungkin bisa dihalangi. Kita sudah meninggalkan 2022 dan memasuki 2023. Hidup dalam lingkup hari ini, kita dapat menoleh masa lalu untuk memetik banyak pelajaran, sedangkan terhadap masa depan, kita dapat menyiapkan langkah-langkah antisipasi demi meminimalkan ketidakpastian.

Waktu, sebut Sean Power (2021), memainkan suatu peran dalam penjelasan tentang bagaimana peristiwa terjadi di dunia. Setiap pengetahuan kita tentang proses kausal di dalamnya, lanjut Power, melibatkan pemahaman kita tentang waktu. Kita mampu mendedah persoalan hanya dalam kerangka tatanan temporal, yaitu ketika hal-hal terjadi silih berganti dan sebagiannya berkelindan.

Melewati tahun-tahun penuh kecemasan dalam deraan covid-19, kita bersyukur bahwa kita belajar semakin baik jika dibandingkan dengan sebelumnya untuk dapat menanggulangi pandemi. Jika tidak ingin kembali mengalami kemunduran, melalaikan kewaspadaan terang bukan suatu pilihan. Adalah melegakan bahwa situasi kini lebih terkendali dan kita menjadi lebih leluasa untuk bergerak.

Gerak merupakan suatu impuls penting yang menunjukkan kecenderungan kehendak untuk aktif. Ia mengindikasikan berjalannya fungsi-fungsi pokok suatu sistem untuk menjadi lebih produktif. Dalam diam, sebaliknya, pendulum perubahan tidak beranjak untuk memacu dinamika berkelanjutan. Stagnasi menandakan kegagalan fungsi suatu sistem yang berpeluang mengarah jalan pengakhiran.

Dalam konteks politik nasional, selama 2022 kita mendapati gerak dinamis yang energinya bersumber dari perbedaan kepentingan-kepentingan baik pada tataran elite maupun massa. Perbedaan tersebut menciptakan perkubuan, yang merupakan normalitas demokrasi. Tanpa perbedaan, politik kubu tunggal akan melahirkan tatanan totalistis yang justru membelenggu perkembangan sosial.

Meskipun demikian, tidak lantas berarti bahwa kita dapat memaklumi penajaman perbedaan dalam suatu polarisasi yang konfliktual. Tugas politik demokratis antara lain ialah untuk memoderasi perbedaan lewat deliberasi dialogis menuju konsensus yang tidak selalu bulat utuh. Deliberasi, mengandaikan kemampuan untuk mengekspresikan gagasan, dan kesediaan untuk saling memahami.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *