Humor Gus Dur: Angkernya Istana Merdeka

Angkernya Istana Merdeka
Gus Dur
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Presiden keempat Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur dikenal sering melontarkan lelucon. Humor ini bisa membuat orang tertawa untuk meredakan ketegangan politik saat itu.

Salah satunya adalah kisah tentang Gus Dur saat tinggal di Istana Merdeka. Sejumlah cerita pun muncul terkait kondisi Istana Merdeka yang disebut-sebut angker karena jarang ditempati.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hal ini terungkapkan dalam buku ‘Biografi Abdurrahman Wahid’ karya Greg Barton. Buku ini menyinggung sekelumit kisah tentang istana kepresidenan RI serta presiden yang menempatinya.

Alkisah, ketika Gus Dur sekeluarga pindah ke Istana, sebelum masuk mereka diinformasikan bahwa harus bernegoisasi dulu dengan roh halus penjaga Istana.

Kawasan Istana yang dulunya jarang ditempati diyakini berhantu, terutama di area kamar ujung ruang utama. Ruangan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan bendera pusaka hanya dibuka setahun sekali.

Yenny Wahid putri kedua Gus Dur, pernah membenarkan kabar keangkeran Istana Negara.

“Istana memang seram. Ada beberapa ruangan yang tidak nyaman,” terangnya.

Namun, Gus Dur selalu punya cara unik untuk mengatasi masalah apa pun.

Menurut Yenny, Gus Dur sempat beberapa kali ‘digoda’ makhluk halus. Ketika sang ayah duduk santai, tiba-tiba kursinya bergoyang sendiri.

Meski sempat kaget, Gus Dur berkomunikasi dengan makhluk tersebut. “Wis, aku ngerti kowe ono, ojo ganggu aku ya (Sudah, saya tahu kamu ada, jangan ganggu saya,ya). Kamu di duniamu, saya di dunia saya sekarang,” ujar Gus Dur saat itu.

Hantu-hantu Istana itu ternyata tidak kapok. Suatu saat Gus Dur mengadakan pengajian di Istana. Tiba-tiba pohon beringin depan halaman Istana mengeluarkan asap putih. Sontak semua peserta pengajian ketakutan.

“Enggak usah takut. Mereka semua ikutan ngaji,” ucap Gus Dur menenangkan jamaah.

Pihak keluarga pun akhirnya ikut berani tinggal di Istana setelah melihat kegigihan Gus Dur untuk menjalin komunikasi dengan makhluk tak kasat mata.

Bahkan Gus Dur sering mengingatkan supaya mereka bisa berdamai dengan makhluk lain.

“Caranya ya seperti Bapak. Ajak ngobrol, sapa, dan anggap saja mereka mau kenalan atau beri kesempatan kalau mereka juga tinggal di sini,” tambah Yenny.

Beberapa staf istana kepresidenan pun mengakui jika hanya di era Gus Dur, Istana Merdeka ramai dan tidak angker lagi. Semua orang bisa masuk Istana, mulai dari pejabat, politisi, kiai hingga masyarakat umum.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *