Anies Tekun Menanam, Saat Butuh Ia Tak Susah Memetiknya

Anies Tekun Menanam
Anies baswedan
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Ady Amar

Hajinews.idKebaikan itu seperti sengaja ditanamnya di mana-mana. Seperti tak ada ruang yang tak tersentuh untuk ditanaminya. Menanam apa saja yang bisa ditanaminya. Hidup seperti tiada waktu tanpa menanam, tentu dalam makna yang lebih luas. Tidak sesempit sekadar bercocok tanam.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menebar kebaikan pada orang lain, pada beragam lapisan masyarakat, sembari tidak berpikir sedikit pun suatu saat ia bisa petik sepuasnya hasil yang ditanamnya. Jika saat ini ia tampak seakan mudah memetiknya, tentu itu tak diniatkan pada awalnya–seperti menanam padi dan memetik hasilnya saat panen tiba–terpenting menanam kebaikan, tanpa berharap itu seolah rumus matematik dengan serba kepastian.

Dan, jika hasil menanam kebaikan itu lantas ia terima pada saatnya, itu sesuatu yang wajar saja. Tidak perlu pihak lain mencemaskan lalu menjadikannya musuh. Apalagi sampai memunculkan persekongkolan jahat, hendak mencabuti apa yang sudah ditanamnya. Hal mustahil, karena yang ditanam itu akarnya sudah menembus ke relung hati terdalam. Bagaimana mungkin bisa mencabutinya.

Prinsip asasi yang dipegang sederhana saja, tebar kebaikan seluasnya. Jika karenanya ia bisa memetik sepuasnya, atau bisa memetik hanya sebagian, bahkan jika tidak dapat memetiknya sama sekali pun tak menjadi masalah. Terpenting ada nilai kebaikan yang disebar, dan terus disebar. Itu saja.

Pada saatnya tiba, tanpa upaya keras memetik sekalipun, berduyun orang berlomba memetikkan untuknya apa yang ditanamnya dulu kala. Itulah sekilas gambaran sosok yang memilih jalan tidak saat membutuhkan saja tampil berlomba menanam, lalu secara instan ingin memetik dengan berbagai cara dimungkinkan.

Anies Baswedan sosok yang tidak memilih menanam sebagaimana seseorang yang tampil layaknya pemimpin, yang cuma mengandalkan adegan pencitraan dipertontonkan, tampak norak. Adegan yang seperti diulang-ulang, menggendong bayi dari tangan seorang ibu sambil mengangkat-angkat bayi itu di tengah lautan massa, yang seperti massa bayaran mengerubutinya.

Lanjut adegan memeluk bapak tua yang tampak lusuh. Saat pipi sang bapak ingin ditempelkan ke pipinya, secepat kilat ia mengelak menarik wajahnya. Sambil mengalihkan wajahnya memilih menjabat tangan massa lainnya, yang seolah mengelukannya. Adegan itu direkam dan memang untuk disebar, seolah laku sikapnya dekat dengan orang kecil.

Inilah jenis manusia yang menanam tak sepenuh hati. Menanam hanya sekadar kebutuhan, tapi ingin mendapat hasil sepuasnya. Kebaikan dipertontonkan saat hajat jadi harapan, meski itu sulit bisa di dapat. Seolah ingin mengulang pemimpin sebelumnya yang cukup menanam tanaman pencitraan, sambil berharap memetik hasil sepuasnya.

Anies Baswedan menanam di mana saja, tidak hanya saat diamanahi sebagai Gubernur DKI Jakarta, di mana ia memenuhi seluruh janji kampanyenya satu persatu. Jauh sebelum itu, Anies rutin menanam kebaikan sebagai pilihan jalan hidupnya. Jejak digitalnya mudah dilihat, jika serius mau bersungguh melihatnya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *