Kisah Abu Nawas: Pakai Baju Bau, Abu Nawas Bisa Bikin Hujan Turun

Abu Nawas Bisa Bikin Hujan Turun
Abu Nawas Bisa Bikin Hujan Turun. Foto: unsplash
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Abu Nawas terdiam mendengar keluhan mereka. Ia juga berbulan-bulan tidak mandi dan bajunya sudah lama tidak dicuci, padahal tujuannya ke sini untuk menumpang mandi.

Beberapa lama muncullah ide cemerlang di otaknya. “Baiklah aku akan memanjatkan doa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala supaya desa kalian diturunkan hujan, tapi ada syaratnya,” ujar Abu Nawas.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Apa itu syaratnya, Tuan Syekh? Kami bersedia melakukannya,” balas kepala dusun.

“Syaratnya adalah kumpulkan semua air persediaan kalian dan taruh di tengah lapangan,” perintah Abu Nawas.

Para warga pun membawa air terakhir yang mereka miliki. Total air yang terkumpul hanya dua ember. Kemudian air tersebut ditaruh di tengah lapangan.

Abu Nawas melepas bajunya dan mencucinya dengan air di ember pertama. Sedangkan air di ember kedua, dia gunakan untuk mandi. Melihat hal itu, para warga pun menjadi terkejut.

“Wahai, Tuan Syekh. Itu air terakhir persediaan kami yang rencananya untuk minum anak-anak kami,” ucap salah satu warga.

Perbuatan Abu Nawas ini tentunya mengundang reaksi kemarahan warga. Ada yang mencemooh, ada yang membentak, ada pula yang menghujat. Namun di tengah kegaduhan itu, Abu Nawas dengan tenang mengangkat bajunya yang dicuci, lalu menjemurnya, dan perkataan mereka tidak dihiraukan.

Para warga bertambah emosi sehingga hendak memukulinya. Tapi niat mereka langsung terhenti karena tiba-tiba terdengar suara guntur yang disusul hujan lebat, penduduk pun lupa dengan marahnya.

Bahkan sebaliknya, mereka berebutan mencium tangan Abu Nawas dan mulai berteriak kegirangan menyambut datangnya hujan yang sudah lama ditunggu.

Saat itu sang kepala dusun menghampiri Abu Nawas. “Tuan Syekh, sebenarnya doa apa yang Tuan panjatkan sehingga langit berkenan menurunkan hujan,” tanya kepala dusun.

Dengan polosnya Abu Nawas menjawab, “Begini, doaku biasa saja, tapi jubahku ini tinggal satu dan tidak pernah dicuci selama berbulan-bulan. Bila aku menjemurnya pasti hujan akan turun deras, mungkin karena langit tidak tahan dengan bau jubahku,” celetuk Abu Nawas.

Mendengar hal itu sontak para warga langsung tertawa terpingkal-pingkal. Sejak saat itu Abu Nawas mulai menetap di sana sembari menunggu kemarahan Baginda Raja reda.

Allahu a’lam bissawab.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *