Menuju Negeri Dagelan

Menuju Negeri Dagelan
Mundzar Fahman, Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Dari situ kemudian terus dikembangkan. Ternyata yang sadis itu juga suka pamer kekayaan di depan umum. Dia naik mobil mahal Jeep Rubicon. Dari kebiasaan anak, kemudian ditelusuri juga kebiasaan ibunya yang juga suka pamer barang-barang mahal (branded). Akhirnya ke Rafael Alun Trisambodo, bapaknya Mario yang pejabat Ditjen Pajak tersebut.

Pejabat yang aneh dan lucu dalam kasus Sambo dan duit Rp 349 triliun tidak hanya yang di Kemenkeu, ataupun yang di Polri. Pejabat publik di luar dua institusi itu juga aneh dan lucu. Misal, para anggota DPR-RI, khususnya komisi yang bermitra kerja dengan instansi Polri atau Kemenkeu. Mosok DPR-RI yang berfungsi melakukan kontrol (pengawasan) terhadap institusi mitra kerjanya tidak tahu sama sekali dua kasus itu. Padahal, ibaratnya, kejadian itu di depan mata.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sikap aneh dan lucu pejabat kian tampak ketika rapat dengar pendapat antara Komisi III DPR-RI dengan Menkoplhukam Mahfud MD dan ketua PPATK (Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan). Dalam rapat tersebut terjadi perdebatan sengit, bantah-bantahan, dan saling ancam. Perdebatan tentang validitas data, tentang kewenangan, dan sebagainya.

Yang lebih aneh dan lucu, beberapa anggota DPR-RI dalam rapat tersebut lebih mengedapankan adanya ancaman hukuman bagi Menkopolhukam dan ketua PPATK. Dasar mereka, dua pejabat itu telah membocorkan ke publik suatu dokumen yang seharusnya dirahasiakan. Ini sangat aneh dan lucu. Seharusnya, DPR-RI men-support penuh kepada eksekutif untuk menindaklanjuti kasus duit ratusan triliun yang bermasalah itu daripada menebarkan ancaman.

Saya khawatir, jika perilaku lucu pejabat itu terus terjadi, negeri ini punya sebutan baru: Negeri dagelan. Negeri para badut. Ada badut swasta. Pelakunya dari kalangan rakyat. Misal Grup Lawak Srimulat. Ada badut negeri. Pelakunya para pejabat publik yang pintar bikin lelucon. Terjadilah persaingan lelucon antara badut swasta dengan badut negeri. Jika badut swasta kalah lucu, job manggung badut swasta sepi. Kasihan mereka ini.

Salah satu keanehan dan kelucuan pejabat di negeri ini adalah yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau. Pejabat Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Perwakilan Riau dan Bupati Meranti Muhammad Adil terkena OTT (Operasi Tangkap Tangan) KPK. Auditor BPK ditangkap karena diduga menerima suap Rp 1,4 miliar dari bupati. Selain meng-OTT bupati dan auditor BPK, KPK juga menangkap 27 pejabat setempat. (tempo.co//8 april 2023).

Korupsi berjamaah. Terkena OTT berjamaah. Ngeri ya.  Aneh dan lucu negeri ini.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *