Kultum 72: Dahsyatnya Buah Kejujuran

Dahsyatnya Buah Kejujuran
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Kisah Islami yang penuh dengan hikmah ini terjadi pada masa pemerintahan Umar bin Khattab. Inti dari kisah ini adalah akibat atau buah dari perbuatan jujur yang dilakukan oleh dua manusia, ibu dan anak, pada masa itu. Pada waktu itu, tinggallah seorang ibu dan anak gadisnya yang mereka berdua sama-sama bekerja sebagai penjual susu di kota Madinah.

Suatu hari, mereka dapati bahwa harga susu yang mereka jual lebih mahal dibanding yang dijual para pedagang lainnya. Akibatnya, dagangan si ibu dan anak ini menjadi sepi dari pembeli. Ternyata susu murah yang dijual lebih murah oleh pedagang lain itu memang sengaja dicampur dengan air.

Sang ibu sempat berpikir untuk berbuat curang seperti yang dilakukan oleh pedagang lainnya karena terdesak kebutuhan ekonomi. Namun anak gadisnya menolak, dia mengingatkan ibunya agar berlindung kepada Allah dari berbagai macam kejahatan. Sampai pada suatu hari pedagang lain menghampiri dan menyarankan untuk menurunkan harga susu dan mencampurnya dengan air.

Tentu saja sang Ibu menolak walau sudah dibujuk-rayu sedemikian rupa. Salah satu dari para pedagang itu merasa dihinakan oleh sang ibu. Setelah sholat Isya’, Amirul Mukminin Umar bin Khattab berbincang dengan seorang sahabat. Amirul Mukminin telah mendengar keluhan dari masyarakat bahwa susu kambing yang dijual di pasaran sering terasa encer seperti telah dicampur air.

Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk menyelidiki hal itu. Sang sahabat itu pergi ke pasar untuk menyampaikan maklumat Amirul Mukminin. Dia maklumkan bahwa para pedagang dilarang mencampur susu kambing dengan air. Akibatnya, para pedagang yang mencampur susu dengan air merasa takut.

Selang tak lama para pedagang melabrak sang ibu dengan tuduhan sang ibu itulah yang mengadukan hal ini kepada Amirul Mukminin. Para pedagang inipun akhirnya mengusir sang ibu dari pasar. Akibatnya, sang ibu dan anaknya harus berjualan keliling hingga beberapa bulan.

Meski demikian, para pedagang curang itu tidak putus asa. Mereka menyusun rencana untuk menjual susu murah secara door-to-door agar sang ibu dan anaknya menjadi jera. Seiring waktu, suatu malam Amirul Mukminin mengumpulkan para sahabat untuk diajak sidak karena masih mendengar keluhan dari masyarakat. Amirul Mukminin sendiri, yang juga sidak, sampai di suatu rumah sang ibu dan anak. Amirul Mukminin mendengar sendiri percakapan antara sang ibu dan anak tentang susu kambing di pasaran.

Keesokan harinya, Amirul Mukminin melamar anak gadis penjual susu kambing itu, untuk dinikahkan dengan putranya, Asim bin Umar. Dalam satu riwayat disebutkan bahwa dari garis keturunan mereka, lahirlah Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang disebut-sebut sebagai khalifah kelima setelah khalifah Ali bin Abu Thalib. Tampaknya, inilah yang disebut dengan buah dari kejujuran. Bagi sang ibu, menjadi besan Amirul Mukminin adalah rahmat Allah yang sangat dahsyat. Bagi sang anak, menjadi menantu Amirul Mukminin adalah karunia Allah yang didambakan semua kaum muda saat itu.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *