Kultum 74: Ke Mana Arwah Mujahid yang Gugur di Medan Perang?

Ke Mana Arwah Mujahid yang Gugur di Medan Perang?
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Di dalam kultum sebelumnya dijelaskan Asbabun Nuzul surah al-Baqarah ayat 154 ini berdasarkan berbagai tafsir. Dijelaskan pula bahwa Asbabun Nuzul ayat ini adalah adanya peristiwa gugurnya sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang bernama Tamin bin Al-Hammam pada perang Badar. Di dalam peristiwa itu, juga ada sahabat lain yang gugur (diriwayatkan oleh Ibnu Mandah dari As-Suddi Ash-Shagir, dari Al-Kalbi, dari Abu Shalih, bersumber dari Ibnu Abbas).

Meski sebagaian ulama dengan yang lain berbeda dalam mengindentifikasi siapa yang gugur dan ada pula yang salah menyebutkan nama sang syahid. Adapun ayat tersebut adalah,

وَلَا تَقُولُواْ لِمَن يُقۡتَلُ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ

أَمۡوَٰتُۢۚ بَلۡ أَحۡيَآءٞ وَلَٰكِن لَّا تَشۡعُرُونَ

Artinya:
Dan janganlah kalian mengatakan bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kalian tidak menyadarinya (QS. Al-Baqarah ayat 154).

Berdasarkan ayat ini, bisa dipahami bahwa Allah Ta’ala memberitahukan bahwa orang-orang yang mati syahid itu sebenarnya tetap hidup di alam barzakh dengan tetap memperoleh rezeki (Tafsir Ibnu Katsir, dan Tafsir lain-lainnya). Tafsir demikian senada dengan berbagai hadits shahih. Di antara hadits shahih itu adalah sebagaimana yang ditegaskan dalam Kitab Shahih Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ أَرْوَاحَ الشُّهَدَاءِ فِي حَوَاصِلِ طَيْرٍ خُضْرٍ

تَسْرَحُ فِي الْجَنَّةِ حَيْثُ شَاءَتْ ثُمَّ تَأْوِي إِلَى

قَنَادِيلَ مُعَلَّقَةٍ تَحْتَ الْعَرْشِ، فَاطَّلَعَ

عَلَيْهِمْ رَبُّكَ اطِّلَاعَةً، فَقَالَ: مَاذَا تَبْغُونَ؟

فَقَالُوا: يَا رَبَّنَا وَأَيُّ شَيْءٍ نَبْغِي، وَقَدْ

أَعْطَيْتَنَا مَا لَمْ تُعْطِ أَحَدًا مِنْ خلقك؟

ثم عاد عليهم بِمِثْلِ هَذَا فَلَمَّا رَأَوْا أَنَّهُمْ

لَا يُتْرَكُونَ مِنْ أَنْ يَسْأَلُوا، قَالُوا:

نُرِيدُ أَنْ تَرُدَّنَا

إِلَى الدَّارِ الدُّنْيَا فَنُقَاتِلَ فِي سَبِيلِكَ حَتَّى

نُقْتَلَ فِيكَ مَرَّةً أُخْرَى- لِمَا يَرَوْنَ مِنْ ثَوَابِ

الشَّهَادَةِ- فَيَقُولُ الرَّبُّ جَلَّ جَلَالُهُ:

إِنِّي كَتَبْتُ أَنَّهُمْ إِلَيْهَا لَا يَرْجِعُونَ.

Artinya:

Bahwa arwah para syuhada itu berada di dalam perut burung-burung hijau yang terbang di dalam surga ke mana saja yang mereka kehendaki. Kemudian burung-burung itu hinggap di lentera-lentera yang bergantung di bawah ‘Arasy. Kemudian Tuhanmu menjenguk mereka, dalam sekali jengukan-Nya Dia berfirman, “Apakah yang kalian inginkan?” Mereka menjawab, “Wahai Tuhan kami, apa lagi yang kami inginkan, sedangkan Engkau telah memberi kami segala sesuatu yang belum pernah Engkau berikan kepada seorang pun di antara makhluk-Mu?” Kemudian Allah mengulangi hal itu terhadap mereka. Manakala mereka didesak terus dan tidak ada jalan lain kecuali mengemukakan permintaannya, akhirnya mereka berkata, “Kami menginginkan agar Engkau mengembalikan kami ke dalam kehidupan di dunia, lalu kami akan berperang lagi di jalan-Mu hingga kami gugur lagi karena membela Engkau,” mengingat mereka telah merasakan pahala dari mati syahid yang tak terperikan itu. Maka Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku telah memastikan bahwa mereka tidak dapat kembali lagi ke dunia” (HR. Muslim, no. 121).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *