Ayat yang tiandai warna merah itu adalah,
وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ
مِنْهُۚ وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
Artinya: Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi (QS. Ali ‘Imran, ayat 85). Dan ayat ini,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ
وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim (QS. Ali ‘Imran, ayat 102).
Hari-hari selanjutnya pendeta Mathius tidak bisa tidur dan terus memikirkan ayat-ayat tersebut. Rasa penasarannya membuat beliau terus berusaha untuk memahami makna dari dua yat tersebut. Pendeta Mathius menceritakan bahwa semakin dirinya berdoa kepada Tuhan, semakin dibukanya makna dalam al-Qur’an tersebut.
Sang pendeta sendiri juga merasa heran, mengapa hal tersebut menjadi keanehan yang selalu dirasakan dalam hidup selanjutnya. Puncaknya, hidayah Allah akhirnya turun kepadanya. Setelah mendengarkan Adzan subuh dan memahami ayat 85 dan 102 Surah Ali Imran, pendeta Mathius dengan tegas mengumumkan bahwa kepercayaan yang saat ini ia pegang adalah Islam. Beliau beralasan bahwa Islam telah memberikan keselamatan kepadanya. Beliau menegaskan, “Hanya Islam yang benar”. Wallahu a’lam bisshawab.
Semoga sedikit yang kita baca ini menjadi pengingat kita untuk bersyukur karena dijadikan Allah hamba yang berIslam dan beriman, dan kalau sekiranya bisa memberi manfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.
اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Sumber : Ahmad Idris Adh.
—ooOoo—