Ketika Tentara Mulai Ikut Resah

Ketika Tentara Mulai Ikut Resah
Tentara Nasional Indonesia
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Naluri Tentara itu membutuhkan kecepatan bertindak dan mengambil keputusan demi menjaga keamanan negara. Jika ada situasi tang membahayakan negara maka Tentara sebagai alat pertahanan negara harus bertindak cepat dan tepat. Tentara tidak mungkin bersikap lambat dan bertele telah dalam urusan mengamankan negara. Bahkan demi keselamatan negara seorang tentara rela berani mati untuk negaranya.

Melihat praktik politik pemerintahan  Jokowi yang penuh ketidakpastian dan cenderung membahayakan negara tentu saja sangat mengusik naluri ketentaraan para prajurit TNI. Oleh karena itu, peringatan Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo yang disampaikan  melalui artikelnya di media online kompas.com sangatlah beralasan dan dimaklumi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Jenderal Kunto yang juga anak mantan Wakil Presiden Tri sutrisno itu dengan gagah berani mengingatkan para politisi sipil agar memperhatikan cara berkomunikasi mereka agar tidak menimbulkan keresahan, polarisasi, dan  benturan sosial  yang akan mengancam pertahanan negara. Bahkan Kunto memberikan peringatan awal jika keadaan memburuk, maka tentara sebagai kekuatan inti pertahanan negara akan bergerak lebih maju demikian keamanan negara.

Peringatan Jenderal Kunto ini mesti dibaca sebagai keresahan Tentara secara umum. Mengapa demikian? Karena Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki sifat dan garis komando yang jelas dan bersifat hirarkis. Apa yang disampaikan Jenderal Kunto itu meski melalui artikel di Kompas tersebut tentu saja sudah didiskusikan dengan Panglima TNI sebagai pemangku kekuasaan tertinggi di tubuh TNI.

Ada beberapa pertimbangan mengapa disampaikan melalui artikel. Pertama agar pernyataan tersebut lebih terukur dan tidak menimbulkan multi tafsir yang justru akan melahirkan kegaduhan yang tidak perlu.

Kedua, disampaikan oleh seorang Pangdam agar kelak ketika ada kesalahan masih memiliki  peluang bagi Panglima TNI untuk melakukan klarifikasi seperlunya. Nampaknya, itulah kebijakan manajemen isu yang patut diacungi jempol ditubuh TNI. Oleh karena itu, sebagai kekuatan yang sangat memahami san terlatih dalam melihat kondisi keamanan negara, maka Pasangan kandidat yang tepat dalam mengelola negara Indonesia yang bersifat  mudah dipecah belah itu sebaiknya mengindahkan kombinasi kepemimpinan nasional yang merupakan kekuatan tokoh sipil dengan tokoh yang berlatar belakang militer. Dengan demikian, kepemimpinan nasional akan semakin demokratis, dan pada saat yang sama dapat menjamin stabilitas keamanan  negara yang didambakan seluruh bangsa Indonesia. *

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *