GM-FKPPI Kritik BRIN: Penelitinya Jangan Suka Beropini dan Mengarahkan Dukungan pada Capres 2024 Tertentu

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Ketua Pengurus Daerah (PD) XIII Generasi Muda Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI/Polri (GM FKPPI) Jawa Timur, Agoes Soerjanto mengingatkan seluruh peneliti lembaga negara seperti BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), berhati-hati dan menjaga sikap memasuki tahun-tahun politik 2024. Peneliti BRIN harus bisa menjaga marwah sebagai lembaga penelitian negara.

Pesan itu disampaikan Agoes, menanggapi pernyataan para peneliti BRIN yang dinilai terbawa arus politik praktis dan memberikan pernyataan yang mengarah menciptakan opini di ruang publik. Seperti dengan mendukung salah satu calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sejumlah peneliti BRIN seolah gemar memberikan statemen dalam Pilpres 2024. Sejumlah nama wira-wiri menghiasi media dengan pernyataan politiknya.

Bahkan ada yang terang-terangan menyebut keunggulan salah satu kandidat. Di antaranya peneliti BRIN, Wasisto Raharjo Jati, yang mengungkapkan, saat ini Erick Thohir menjadi figur yang dipersepsikan publik sebagai menteri dengan kinerja cemerlang.

Pernyataan itu dinilai GM FKPPI yang dikenal sebagai organisasi anak tentara tersebut, bisa menciptakan opini publik, untuk mendukung dan mengarahkan pada calon tertentu.

Selain itu, ada juga peneliti BRIN Aisah Putri Budiatri, yang menilai jika PDI Perjuangan mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden akan mengubah peta politik koalisi saat ini. Partai lain akan melihat potensi menang.

Hal yang sama juga disampaikan peneliti BRIN lain seperti Firman Noor dan Siti Zuhro. Para peneliti itu dianggap Agoes terlalu gemar memberikan opini politik di publik, yang bisa menciptakan dan mengarahkan pada salah satu kontestan pemilu.

Sebagai peneliti lembaga negara yang dibiayai pakai uang rakyat, menurut Agoes, peneliti BRIN harus bisa menjaga sikap dan tidak genit politik dalam memberikan paparan. Jika harus diminta memberikan pernyataan, harus netral tidak mengarah memberikan dukungan kepada salah satu calon.

”BRIN tidak seharusnya hanya fokus pada konsumsi publik dan genit secara politik dengan mengarahkan calon dalam pemilihan umum. Peneliti BRIN harus lebih pandai berselancar dalam politik demokrasi NKRI, bukan hanya untuk kepentingan calon tertentu. BRIN harus netral, jangan ikut genit politik,” ujar Agoes, Selasa (2/5).

Agoes menjelaskan, peneliti BRIN harus memahami tugas sebagai peneliti negara. BRIN memiliki tugas untuk melakukan monitoring, pengendalian, dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi BRIDA (Badan Riset dan Inovasi Daerah) sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan.

Jika mengacu pada Perpres No 78/2021 tentang BRIN yang oleh Presiden Joko Widodo ditandatangani pada 24 Agustus 2021, disebutkan pada pasal 3, BRIN bertugas membantu presiden dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan serta invensi dan inovasi, penyelenggaraan ketenaganukliran, dan penyelenggaraan keantariksaan secara nasional yang terintegrasi.

Agoes mengingatkan, para peneliti BRIN agar selalu menyadari status dan jabatan sebagai bagian dari lembaga negara. Peran mereka lebih pada memberikan masukan yang konstruktif untuk kemajuan demokrasi. Bukan hanya sebatas mengarahkan opini publik terhadap calon tertentu.

”Kami mengingatkan ini, karena kami sayang BRIN. Mumpung belum terlalu jauh, jadi harus diingatkan. Pernyataan pada tahun politik itu rawan dipolitisasi. Jadi para peneliti lembaga negara tidak hanya BRIN, harus berhati-hati dan menjaga sikap serta menjaga marwah lembaga penelitian negara,” ucap Agoes.

 

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *