Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
Pembaca yang dirahmati Allah,
Hajinews.id – Seringkali kita menghukumi atau menilai seseorang dari apa yang kita lihat. Hal itu kita lakukan karena kita tidak bisa menelusuri apa yang ada dalam hati seseorang. Kita hanya bisa menuduh orang tidak ikhlas atau riya’, karena seperti itu hanya berdasarkan penglihatan kita saja. Menerawang ke hati seseorang sungguh amat sulit dilakukan, bahkan tidak mungkin.
Imam Nawawi Rahimahullah juga membawakan bab dalam Riyadhus Sholihin, hanya sebagai “Menjalankan hukum-hukum terhadap manusia menurut lahiriyahnya. Sedangkan keadaan hati mereka diserahkan kepada Allah Ta’ala”. Di antara alasannya adalah dalil-dalil berikut.
فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآَتَوُا الزَّكَاةَ
فَخَلُّوا سَبِيلَهُمْ
Artinya:
Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan (QS. At-Taubah, ayat 5).
Beliau juga mengutip hadits dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ،
وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ ، وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ، فَإِذَا
فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّى دِمَاءَهُمْ
وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ ،
وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ
Artinya:
Aku diperintah untuk memerang manusia hingga mereka bersaksi bahwa tiada ilah (Tuhan, sesembahan) yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, serta mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Jika mereka telah melakukan yang demikian, terpeliharalah dariku darah serta harta mereka, adapaun dengan hak (kebenaran) Islam, dan perhitungan mereka ada pada Allah Ta’ala (HR. Bukhari no. 25 dan Muslim no. 21).