Pelaksanaan Haji 2023, Jumlah Meninggal Terbanyak Dalam 6 Tahun Terakhir, Ada yang Meninggal Depan Kabah

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Jumlah jemaah calon haji (jemaah haji) Indonesia yang meninggal di Tanah Suci Makkah pada Haji 2023 ini terbanyak dalam 6 tahun terakhir.

Ada di antara mereka yang meninggal dalam kondisi masih mengenakan pakaian ihram, juga ada yang wafat saat melakukan tawaf di depan Kabah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Informasi tersebut diungkapkan Direktur Bina Haji Kemenag Arsyad Hidayat saat mengimbau agar petugas haji meningkatkan kesigapan terhadap para jemaah terutama lansia (lanjut usia).

“Angka kematian jemaah haji berisiko tinggi, cukup tinggi. 75 persen (jemaah) berisiko tinggi. Ada korelasi kuat antara jemaah yang diberangkatkan lansia dengan tingginya angka kematian,” ungkap Arsyad.

Sementara Kepala Seksi Kesehatan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dr Ardjuna mengungkapkan sebanyak 37. 309 anggota jemaah haji yang pindah dari Madinah ke Makkah terdeteksi memiliki risiko tinggi.

Mereka diduga memiliki komorbid yang menjadi trigger penyakitnya kambuh, diperparah lantaran kondisi cuaca yang cukup panas.

Sebagian besar jemaah menderita ISPA (infeksi saluran nafas akut).

“Hal ini menjadi penyebab tingginya angka kematian,” ujarnya, Jumat (9/6/2023).

Dikatakan Arjuno, sudah ribuan jemaah yang secara sukarela memeriksakan kesehatannya ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).

Jemaah beresiko tinggi berasal dari provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah serta Lampung.

Sampai saat ini ada 1,919 jemaah yang sudah memeriksakan diri ke klinik dalam seminggu pertama.

Di luar itu dideteksi 145 kasus ditemukan di sektor. Sebanyak 13 kasus dirujuk ke rumah sakit.

“Pencegahan yang paling simpel minum air tanpa menunggu haus,” jelasnya.

Juga masih ada 61 jemaah yang rawat jalan, 14 orang menjalani rawat inap.

Dokter Arjuna juga mengungkap ada jemaah haji yang meninggal masih menggunakan kain ihram.

Ada yang meninggal saat melaksanakan atau sesudah tawaf di depan Kabah.

“KKHI mencoba mencari faktor penyebab. Ada kemungkinan jemaah kecapekan setelah menempuh perjalanan dari Madinah ke Makkah. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 4-5 jam. Setelah sampai di hotel, jemaah ada yang langsung diminta untuk umrah,” katanya.

Sementara data dashboard sistem komputerisasi dan informasi haji (siskohat) Kementerian Agama, Jumat (9/6/2023) petang, mencatat total 36 jemaah Indonesia, wafat.

Ada 24 jemaah wafat di Madinah dan 12 sisanya di Makkah.

Dua hari terakhir, Kamis (8/6/2023) dan Jumat (9/6/2023), tercatat 10 jemaah meninggal dunia.

Angka wafat harian ini tertinggi sejak dimulainya misi haji Indonesia, sejak Rabu (24/5/2023), atau 17 hari lalu.

Bahkan Jumlah wafat harian ini tertinggi sejak musim haji 2016.

Tahun 2015 lalu, tercatat 38 jemaah wafat dalam 17 hari misi haji.

Dari embarkasi asal, jamaah Surabaya (SUB) terbanyak; 10 orang.

Menyusul Solo (SOC; 9), Jakarta Bekasi (JKS; 7 jamaah), masing-masing 3 jamaah dari Aceh (BTJ) dan Jakarta Pondok Gede (JKG 3).

Siskohat juga mencatat dua jemaah asal embarkasi Medan (KNO), dan masing-masing 1 jamaah dari embarkasi Palembang dan Ujungpandang.

Dalam perkembangan lain, hingga Jumat (9/6/2023), 474 jamaah Indonesia masih dirawat.

Sebanyak 160 pasien di lima rumah sakit di Mekah. dan 314 jamaah di 4 fasilitas kesehatan di Kota Madinah.

Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mencatat setidaknya ada 314 jemaah masih dirawat di empat fasilitas medis di Madinah.

Rinciannya; KKHI (256), RS Al Anshor (4), RS King Fahd (49), dan RS Mouwasat Madinah (5).

Sebanyak 81,6 persen jamaah sakit , dirawat intensif di dua Klinik Kesehatan Haji Indonesia, Madinah (256), dan Mekah (131 orang).

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *