Melansir Dream, berikut cara berdagang Rasulullah SAW:
1. Niat karena Allah SWT
Ketika berdagang seorang muslim harus meluruskan niat hanya karena Allah SWT. Berdagang tidak hanya untuk mengumpulkan harta atau keuntungan yang melimpah saja, tetapi berniat dengan tulus untuk mendapat rida dari Allah SWT. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis berikut ini:
“ Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka ia akan mendapat pahala hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka ia mendapatkan hal sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
2. Menjual Barang yang Sudah Jelas Kualitasnya
Menjual barang yang jelas di sini maksudnya Nabi Muhammad SAW selalu menjaga kualitas barang-barang dagangannya serta menyediakan stok barang. Ketika berdagang, beliau tidak pernah menjual barang yang cacat, belum matang, atau belum ada wujudnya. Karena ha tersebut akan membuat pembeli menjadi rugi dan tentu saja berdosa. Hal ini pun dijelaskan dalam sebuah hadis berikut ini:
“Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu berkata, “ Rasulullah SAW melarang jual beli dengan cara melempar batu dan jual beli gharar. (yang belum jelas harga, barang, waktu dan tempatnya)”. (HR. Muslim).
3. Jujur
Bersikap jujur dalam berdagang adalah salah satu cara berdagang Rasul yang wajib dicontoh. Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengurangi atau melebihkan takaran, serta mengatakan kondisi barang yang sebenarnya. Pentingnya sikap jujur ini ada dalam surat Asy-Syuraa ayat 181 berikut:
“Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu merugikan orang lain.” (QS. Asy-Syu’ara: 181).
4. Mengambil Keuntungan yang Wajar
Cara berdagang Rasulullah yang juga harus ditiru adalah mengambil keuntungan sewajarnya saja. Hal ini dijelaskan dalam surat Asy-Syuraa ayat 20, yang artinya:
“Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya dan barangsiapa menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat.” (QS. Asy Syura: 20).