Disway: Otobahn Rempang

Otobahn Rempang
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Karena sudah empat tahun tidak ke Batam, kemarin saya menghabiskan empat lembar cenai. Itulah makan pagi saya. Mungkin sampai waktunya makan malam pun masih kenyang.

Sambil merobek-robek roti cenai kami membicarakan fokus kedua: Pulau Rempang. Di selatan pulau Batam. Itulah salah satu dari empat pulau yang sudah dirangkai jadi satu. Yakni dihubungkan dengan enam buah jembatan. Batam jadi kepala rangkaian itu. Rempang jadi perutnya. Galang jadi ekornya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut ilmu feng shui posisi perut lebih bagus untuk bisnis. Semua makanan masuk perut. Maka di ”perut” inilah pabrik kaca terbesar di dunia itu akan dibangun.

Investornya dari Tiongkok: Xun Yi. Itu perusahaan kaca terbesar di dunia. Pusatnya di Guangzhou. Salah satu pabriknya ada di Suzhou, kota industri di belakang Shanghai.

Sukses hilirisasi nikel kelihatannya menjadi pendorong semangat Presiden Jokowi untuk menghilirkan yang lain. Freeport sedang menyelesaikan proyek hilirisasi tambang tembaga Papuanya di Gresik. Di kawasan industri JIIPE. Sebentar lagi selesai: tahun depan.

Bauksit juga lagi gencar-gencarnya dibangun di Kalbar. Banyak sekali. Hilirisasi bauksit pun akan jadi kenyataan.

Dan kini pasir kuarsa.

Dipilihnya Pulau Rempang tentu banyak pertimbangan. Rempang tidak jauh dari bahan baku kaca. Pulau Dabo dan Singkep adalah penghasil pasir kuarsa yang besar. Sampai 30 tahun pun belum akan habis. Apalagi kalau kuarsa dari Kaltim dan Kalteng juga dikirim ke Rempang.

Di Kaltim lahan kuarsa itu sudah dikuasai PT Hanasta Karya Silika. Lokasinya di Anggana, Kutai Kartanegara. Itu hanya sepelemparan batu dari kampung istri saya. Atau hanya 40 km dari IKN, kalau ditarik garis lurus.

Saya pun menelusuri siapa pemilik Hanasta Karya. Ternyata pengusaha Samarinda. Tapi aneh, saya tidak kenal mereka: Ary Setyobudi, Yudhi Arief Halim, dan enam orang kongsinya. Mungkin mereka generasi baru pengusaha Samarinda.

“Di bawah lapisan pasir kuarsa itu ada batu baranya,” ujar sahabat Disway di sana. Nikmat apa lagi yang masih akan mereka dustakan.

Pulau Dabo, Singkepm dan sekitarnya tentu akan mendadak penting. Dari pulau-pulau nelayan ke penghasil bahan baku kaca.

Dari kawasan Dabo-Singkep hanya perlu waktu satu malam untuk ke Rempang. Pakai tongkang. Saya pernah ke Dabo hanya 4 jam dari Batam. Pakai speed boat.

Pertimbangan lain untuk memilih Rempang mungkin juga ini: pulau itu dikuasai satu grup perusahaan. Tidak ruwet pengadaan tanahnya. Milik Tomy Winata.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar