Kultum 184: Dari Takhayul Menjadi Khurafat

Dari Takhayul Menjadi Khurafat
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Kata takhayul dan khurafat sering kita temui bersebelahan satu sama lain. Dua kata ini sering disebelahkan karena keduanya hanya berdasarkan keterangan dusta yang berawal hanya dari bayangan atau khayalan manusia. Khayalan yang dikatakan itu tanpa bukti dan tidak sesuai kenyataan, serta tidak didukung oleh dalil.

Ketika bayangan atau khayalan yang diyakini sebagaimana meyakini bagian dari ‘agama’ yang datang dari Allah, maka statusnya menjadi khurafat. Jadi, khurafat adalah keyakinan terhadap dusta yang menyimpang dari agama. Lantas, apakah semua takhayul dan khurafat itu merupakan kepercayaan terlarang?

Jika takhayul dan khurafat terkait syariat, maka semuanya terlarang. Terlarangnya, adalah karena berdusta atas nama syariat. Apalagi jika takhayul dan khurafat itu terkait dengan keyakinan tentang Allah. Bahayanya lebih parah dan ancaman terhadap dosanya menjadi sangat besar.

Di dalam al-Qur’an, Allah memberikan ancaman kepada orang yang memiliki keyakinan dusta tentang Allah. Salah satu dari ancaman itu adalah,

فَمَنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ مِنْ

بَعْدِ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Artinya:

Barangsiapa mengada-adakan dusta terhadap Allah sesudah itu, maka merekalah orang-orang yang zalim (QS. an-Nisa, ayat 94).

Jadi jelas, tahayul dan khurafat tidak ada tempat dalam Islam dan dalam hati kaum Muslimin. Takhayul bahkan merupakan salah satu bentuk syirik. Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tiyarah (takhayul) ialah sejenis syirik” (HR. Tirmizi). Berikut beberapa contoh takhayul (kepercayaan) yang menuju kepada khurafat (karena dilakukan dan dipercaya).

Ada sebagian masyarakat yang percaya bahwa menanam sebatang pokok pisang di halaman atau rumah yang baru selesai dibina dianggap dapat membawa sial pada penghuni rumah itu. Ada pula sebagian lagi yang percaya bahwa jika bunga ditanam di tempat yang ada tanaman lain berdaun lebat dianggap dapat memiliki banyak rezeki. Jika terjadi musim penyakit, maka ditaruhlah di atas meja: bawang merah, lempuyang, dan sejenis rumput agar roh-roh pembawa penyakit tidak mendekati rumah.

Jika anak-anak kecil terserang penyakit perut (atau yang lain), digantungkanlah sepotong aur kuning pada leher anak itu karena ‘percaya’ aur kuning dapat menolak penyakit. Jika sebatang pohon beringin yang di tanam di halaman istana tumbang, hal ini pertanda akan terjadi penggulingan pimpinan negara. Dan banyak lagi yang lainnya.

Islam sangat men-agung-kan aqidah. Segala amalan dan kepercayaan yang tidak berdasarkan kepada sumber-sumber yang asal seperti al-Qur’an dan as-Sunnah adalah tertolak. Aisyah Radhiallahu ‘anha berkata, Rasulullah bersabda,

مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

Artinya:

Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *