Megawati – Jokowi, Ada Api di Dalam Sekam?

Megawati - Jokowi
Megawati - Jokowi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Asep Lukman, Pemerhati sosial politik

Hajinews.id – MUNGKIN Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Megawati Soekarnoputri terlampau cemburu pada sikap Presiden Jokowi yang banyak memanjakan orang-orang di luar partainya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Semisal Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, atau bahkan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan sukarelawan Jokowi.

Kecemburuan itu dapat ditilik setidaknya dari empat peristiwa politik di depan mata publik.

Pertama, saat pelantikan anggota DPR RI/MPR RI periode 2019-2024. Mata masyarakat mulai terbelalak berawal dari sikap Megawati yang emosional saat menolak bersalaman dengan Surya Paloh.

Adegan gestur ketegangan ini menjadi fulgar terlihat publik, padahal entah apa yang terjadi sebelum dan sesudah itu.

Namun, alur ceritanya malah makin dramatis ketika Surya Paloh tiba-tiba menentukan sikap politik dukungan capres. Ketua Umum Partai Demokrat itu mencapreskan Anies Baswedan.

Tidak berlebihan jika salah satu alasan Surya Paloh, karena merasa tidak nyaman jika harus terus bergabung dengan capres koalisi pemerintah yang di dalamnya pasti ada dominasi PDIP dan Megawati.

Hal di atas adalah satu dari sikap politik yang dinilai tidak lazim yang dilakukan partai anggota koalisi pemerintah, tetapi terindikasi terpicu sikap temperamen Megawati.

Kedua, Bu Megawati seolah tidak suka jika Jokowi terlalu banyak melakukan hubungan politik intim dengan Luhut Binsar Panjaitan.

Umum diketahui publik bahwa terbentuknya koalisi Indonesia bersatu atau KIB atas inisiasi Luhut, dengan isu utama Jokowi tiga periode, dan atau perpanjangan masa jabatan presiden Jokowi. Dan itu berakhir kandas karena ditolak rakyat yang mendapat dukungan dari PDIP. Hingga usulan KIB besutan Luhut ini gagal total.

Namun, diambang bubarnya KIB, Luhut masih berupaya melakukan manuver lain yang dinisiasi Golkar, yaitu menggadang-gadang Ganjar Pranowo sebagai capres dan Airlangga sebagai cawapresnya.

Namun, tiba-tiba secara mendadak PDIP mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai capres tanpa melibatkan siapa pun, termasuk konon tidak memberitahu Jokowi.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *