Diusulkan Nasdem Jadi Cawapres Anies Baswedan, Kini Warga NU Deklarasikan Yenny Wahid sebagai Cawapres

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Sempat diusulkan Nasdem jadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan, kini warga Nahdlatul Ulama (NU) justru deklarasikan Yenny Wahid jadi cawapres.

Nama Zannuba Ariffah Chafsoh atau yang akrab disapa Yenny Wahid makin menguat di kanca bakal cawapres jelang Pilpres 2024.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Nama Yenny Wahid sebelumnya sudah dua kali diusulkan partai politik untuk maju sebagai cawapres.

Pertama PSI yang sempat mengusulkan Yenny Wahid jadi cawapres Ganjar Pranowo.

Lalu, Partai Nasdem pun mengusulkan Yenny Wahid jadi cawapres Anies Baswedan.

Kini, warga NU turun langsung untuk mendeklarasikan putri Gus Dur ini.

Kali ini datang dari Barisan Nahdliyin Aliansi Santri Nusantara (Barnas Nusantara).

Mereka pun mendeklarasikan dukungan untuk Yenny Wahid sebagai cawapres di Jalan Malabar, Kota Bandung, Jumat (7/7).

“Ini deklarasi pertama, ini inisiatif dari warga Nahdlatul Ulama (NU) yang menghendaki Yenny sebagai cawapres terlepas siapa nanti capres-nya,” ujar Enjang Hudori, koordinator Barnas Nusantara, Jumat (7/7).

Menurutnya, Yenny adalah perempuan yang mumpuni, memiliki wawasan kebangsaan dan memiliki jaringan yang luas baik didalam negeri maupun di luar negeri.

“Beliau bisa menjadi figur yang bisa merepresentasikan Nahdlatul Ulama karena beliau sendiri adalah NU tulen yang terlahir dari keluarga pendiri NU,” katanya.

Enjang mengatakan, pihaknya juga meminta kepada para bakal calon presiden agar mempertimbangkan Yenny Wahid menjadi cawapres pada kontestasi Pilpres 2024.

“Karena sosok Yenny Wahid sangat potensial untuk meraih suara dari Keluarga Besar Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin Gusdurian dan mewakili gender perempuan sehingga bisa memenangkan Pilpres 2024,” ucapnya.

Dalam waktu dekat, pihaknya bakal berkunjung ke sejumlah bakal calon presiden untuk menawarkan Yenny Wahid sebagai cawapres.

“Dua minggu ke depan kami akan keliling, menemui para calon presiden, setelah itu kita akan bertemu dengan Yenny Wahid untuk meminta kesediaan beliau, karena beliau itu orangnya tidak ambisius, makanya kita dorong,” katanya.

Dukungan untuk Yenny agar menjadi cawapres sebelumnya juga sempat ditunjukkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

PSI bahkan sudah terang-terangan mendeklarasikan Yenny untuk menjadi cawapres dari capres Ganjar Pranowo sejak tahun lalu.

Dalam deklarasi PSI yang dihelat secara virtual lewat jumpa pers daring pada Senin (3/10/2022), Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, mengeklaim bahwa Yenny dipilih karena kualitas kepribadiannya yang dianggap mumpuni.

“Sebagai sosok tokoh perempuan Islam, Mbak Yenny dihormati karena pemikiran dan kontribusinya dalam gerakan sosial,” ujarnya saat itu.

Meski tak menyatakan penerimaannya, kepada kompas.com, saat itu Yenny juga tak menyatakan penolakannya.

“Saya cukup terkejut dengan pengumuman PSI yang menominasikan saya untuk mendampingi Mas Ganjar,” kata Yenny. “Saya tentu berterima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan. Intinya, kalau orang Jawa bilang, ora rumongso namung nrimo ing pandum (tidak merasa, tapi siap menerima kenyataan).”

Kali ini, Direktur Wahid Institute itu juga digadang-gadang menjadi cawapres mendampingi capres Anies Baswedan yang diusung Partai NasDem.

“Semua politisi akan dihukumi dengan track record mereka tapi kalau perkara saya dengan Mas Anies Baswedan, ya saya nggak perlu membuka ke UGM, di forum ini, wong saya belum jawab di media kok. Kenapa harus jawabnya di UGM. Nanti kalau sudah saatnya dibuka,” jawab Yenny saat menjadi pembicara di future leader forum (LFF) yang digelar di Auditorium Fisipol UGM, Jumat (7/7).

Yenny mengatakan, semua tindakan-tindakan politiknya akan didasarkan kepada nilai. “Kalau saya pasti akan stay true to my value dan semua tindakan-tindakan politik saya akan didasarkan kepada nilai. Karena hanya itu yang saya punya,” tegasnya.

Yenny Wahid mengungkapkan dirinya bukanlah siapa-siapa. Bukan ketua umum partai, bukan ketua umum organisasi masyarakat (ormas), bukan pejabat, dan bahkan bukan seorang pengusaha. “Saya kan nggak punya apa-apa, yang saya punya cuma satu mungkin dianggap sedikit masih ada reputasi, itu pun karena nebeng bapaknya,” ujarnya.

sumber

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *