Jadilah Dokter Stroke Bagi Diri Sendiri

Dokter Stroke Bagi Diri Sendiri
Prof. Dr. Anggraini Dwi S.,SpRad (K)NK-L, Kepala Staf Medik Radiologi RS UNAIR dan dosen FK UNAIR
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Prof. Dr. Anggraini Dwi S.,SpRad (K)NK-L, Kepala Staf Medik Radiologi RS UNAIR dan dosen FK UNAIR

Hajinews.id – Penyakit stroke adalah salah satu penyakit penyebab kematian dan kecacatan yang tinggi. Di seluruh dunia penyakit ini menjadi penyebab kematian kedua, dan di Indonesia menjadi penyebab kematian tertinggi tahun 2015.

Jumlah penderita baru penyakit stroke di Indonesia tahun 2018 berdasarkan diagnosis pada penduduk umur yang sama atau lebih 15 tahun sebesar 10,9 persen atau diperkirakan 2.120.362 orang (Kemenkes RI, 2018).
Stroke terjadi karena dua hal, pertama stroke terjadi karena pecahnya pembuluh darah akibat penyakit darah tinggi atau adanya kelainan pembuluh darah. Kedua, stroke infark akibat pembuntuan pembuluh darah oleh trombus yang terbentuk pada dinding pembuluh darah atau lepasnya thrombus dari tempat lain misalnya jantung.
Stroke jenis pembuntuan lebih sering terjadi dibanding pecahnya pembuluh darah. Pembuntuan pada pembuluh darah halus di otak sering terjadi, terutama pada penderita diabet karena kualitas pembuluh darah yang kurang baik.
Mengapa stroke sering menyebabkan kematian tinggi? Otak adalah organ vital yang dilindungi oleh batok kepala yang rigid dan memiliki volume terbatas.
Jika terjadi penambahan volume otak karena adanya darah yang keluar dari pembuluh darah maka akan terjadi tekanan pada pusat pengaturan organ vital misalnya pernafasan, detak jantung, tekanan darah dan yang lainnya yang mengancam jiwa pasien.
Demikian juga pada stroke infark jika pembuntuan mengenai pusat pengaturan organ vital atau pembuntuan di pembuluh darah besar otak maka akan terjadi pembengkakan otak selanjutnya penekanan pada pusat pengaturan organ vital terganggu.
Otak adalah pusat dari semua organ, bukan hanya motorik untuk menggerakkan kaki dan tangan. Jika pusat berfikir yang terkena stroke maka pasien akan mengalami kelambatan berfikir, jika pusat bahasa terkena maka pasien tidak memahami kata-kata, atau pusat memori terkena maka pasien kehilangan memorinya.
Bisakah kita menjadi dokter stroke bagi diri sendiri? Pencegahan adalah hal paling utama karena setiap stroke akan menyebabkan kematian sel saraf yang tidak bisa kembali normal.
Pastikan kondisi kita sehat dengan cara mengecek fisik, laboratoris dan pemeriksaan pembuluh darah di leher maupun di otak.
Pemeriksaan pembuluh darah di leher antara lain dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG) doppler untuk menilai kualitas dinding dan aliran pembuluh darah yang menuju ke otak.
Pemeriksaan lain yang dianjurkan tanpa ada radiasi sinar X maupun penyuntikan obat kontras untuk pewarnaan pembuluh darah adalah dengan pemeriksaan magnetic resonance angiografi (MRA). Pemeriksaan MRA membutuhkan alat yang canggih dan biaya cukup mahal, dan belum semua rumah sakit memiliki fasilitas tersebut.
banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *