Die Hard Luhut di Kasus Rempang, Batam

Luhut di Kasus Rempang
Luhut di Kasus Rempang
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Bahkan Luhut berdusta dengan big datanya yang mengatakan 110 juta rakyat Indonesia setuju penundaan Pemilu atau perpanjangan masa Jabatan Presiden.

Selain Luhut juga suara datang dari Bahlil, Bamsoet, La Nyala, dan Ketum Parpol koalisi Pemerintah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ketiga, Luhut adalah aktor di balik bisnis-bisnis covid-19.

Banyak rakyat yang protes dengan kebijakan Pemerintah tentang Covid-19 yang dibisniskan (bukan digratiskan), yaitu vaksin antigen, booster, dll.

Alasan rakyat protes adalah : Masa’ di tengah-tengah rakyat yang kerepotan dengan problematika kebutuhan sehari-hari, bukannya membantu perekomian rakyat, tapi malah mencekik rakyat dengan berbagai macam bisnis di masa pandemi dengan dalih untuk penyembuhan.

Keempat, Luhut dan Sri Mulyani adalah dua arsitek gagal di pemerintahan Jokowi.

Di tangan Luhut dan Sri Mulyani, Indonesia diambang kehancuran.

Luhut yang menjabat lebih dari 30 jabatan dan disebut “Menteri segala Urusan” dijuluki the real president.

Saking berkuasanya Jokowi terbentuk menjadi otoriter.

Tapi inilah awal keterpurukan negeri ini. Ibarat kapal yang sudah bocor di mana-mana sebentar lagi karam.

Semua bidang selama pemerintahan Jokowi terpuruk : hutang terus bertumpuk, ekonomi ambruk, kehidupan rakyat makin terpuruk, hukum remuk, keadilan membusuk, persatuan bangsa sangat buruk, dan para pemimpinnya yang zalim dan terkutuk.

Jika Presiden mendatang adalah penerus Jokowi, sempurnalah kehancuran Indonesia.

Kelima, Luhut yang sangat digdaya dan super power di belakang Jokowi, membuat Jokowi mandul, tidak produktif, tidak bijak, kejam dan bengis.

Era Jokowi adalah era penuh ancaman kepada rakyat dengan kata-kata : ‘gebuk’, pukul, hantam, penjarakan, pecat, singkirkan, bunuh, kalau perlu “didor” saja.

Bahasanya seperti bahasa preman yang tidak terdidik, atau PKI yang bertopeng demokrasi.

Sepertinya Luhut dan Jokowi telah menutup pintu rapat-rapat untuk terjadinya dialog, diskusi, dan bertukar pikiran dengan oposisi dan lawan politik.

Setiap ada ajakan dialog selalu ditolak, termasuk “kabur” ketika didemo para mahasiswa dan umat Islam.

Luhut dan Jokowi adalah biang kerok terpuruknya negeri ini.

Semoga ada pertolongan Allah dan jalan untuk segera mengakhiri rezim durjana ini.

Bandung, 25 Shafar 1445 H.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *