Konflik Di Rempang: Salah Dimana?

Konflik Di Rempang
Konflik Di Rempang
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Masyarakat lokal juga tak ingin makam leluhurnya digusur. Ini harapan yang mudah diakomodasi. Tak hanya tidak digusur, makam itu justru itu dipugar, untuk lebih nyaman dikunjungi.

Kedua, berikan ganti rugi yang adil. Inipun mudah dilakukan. Harus dipastikan dan didahulukan bahwa mereka mendapatkan pengganti tanah yang sah, bersertifikat, di area yang layak. Di atas tanah itu, harus dibantu berdiri rumah yang mereka miliki sendiri.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Mereka harus pula menerima kompensasi uang cash karena hilang mata pencariannya. Jangan pula mereka dipisahkan dari komunitas lama, yang sudah terbina turun- temurun. Mereka bersama-sama komunitasnya dipindahkan bersama-sama di lokasi yang tak berjauhan.

Ketiga, ini yang paling penting, mereka berhak pula atas berkah pembangunan di wilayah nenek moyangnya.

Misalnya, mereka diikutkan bekerja dalam proses pembangunan itu, menjadi buruh, kontraktor, dilatih keterampilan sebagai mandor, atau ikut membuka warung untuk supply makanan bagi yang bekerja.

Ketika perusahaan berjalan, bagian dari keluarga mereka diajak bekerja sebagai karyawan. Perusahaan di sana juga menyiapkan dana rutin, corporate social responsibility, untuk ikut menumbuhkan komunitas masyarakat lokal setempat.

Dengan tiga prinsip ini, pembangunan tidak hanya berorientasi kepentingan pemilik modal saja. Tapi ini filosofi membangun bersama masyarakat lokal.

Bukan pembangunan yang dimusuhi karena tak adil pada masyarakat lokal, atau malah memusihi mereka. Tapi ini pembangunan yang didukung oleh penduduk setempat, karena mereka ikut dilibatkan sejak awal, diajak serta dan merasakan berkahnya.

Ini bukan sekedar masalah “teknik komunikasi” dalam membangunan. Ini adalah orientasi dan filosofi dalam membangun. ***

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *