Duet Prabowo-Ganjar, Strategi Kepanikan Istana

prabowo dan ganjar
prabowo dan ganjar
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Mengharap tuah Jokowi di saat Jokowi telah ditinggalkan rakyat dan jatuh pamornya adalah sebuah langkah keliru, tapi itu terpaksa dilakukan karena semua ketum partai koalisi “tersandera” Jokowi.

Langkah istana menduetkan Prabowo-Ganjar bukan sebuah langkah cerdas, apalagi jitu. Tapi apa daya, langkah ini harus mereka ambil untuk menghindari capres 3 paslon sehingga capres hanya dua pasang untuk memudahkan melakukan kecurangan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ada dugaan, Jokowi akan memainkan lagi KPU, BAWASLU, dan MK untuk melakukan kecurangan seperti tahun 2019. Hanya dengan jalan kecurangan Capres istana bisa dimenangkan KPU/MK.

Tapi skenario Jokowi tidak akan bisa berjalan baik, bahkan akan gagal karena Pilpres tahun 2024 amat berbeda dengan Pilpres 2019.

Pertama, Perbedaan suara antara Anies-Cak Imin akan sangat signifikan sehingga sulit dilakukan rekayasa

Berbeda dengan Pilpres 2019 di mana perbedaan suara Jokowi-Ma’ruf beda tipis dengan Prabowo-Sandi sehingga mudah dilakukan rekayasa. Saat suara Anies-Cak Imin, menurut hasil lembaga survey independen, perbedaannya bisa sampai 20-40% (70:30 atau 60:40)% sehingga s.aulit direkayasa (disubsidi suaranya).

Kedua, Pengawasan Pilpres 2024 akan sangat ketat melibatkan saksi-saksi dari partai dan relawan militan Anies Baswedan

Saksi-saksi militan baik dari partai koalisi perubahan maupun dari relawan Anies akan memantau dari titik terbawah (TPS-TPS), desa, kecamatan, propinsi sampai pusat.

Ketiga, Adanya media-media mainstream pembanding

Tahun 2019 semua Media di bawah kontrol rezim, sehingga ketika KPU membalikkan suara hitung quick count dan para penyiar terbengong-bengong, tapi semuanya harus diam dan tutup mulut. Akhirnya KPU menetapkan yang kalah jadi pemenang, yang menang jadi kalah.
Saat in media mainstream tidak semuanya pendukung Jokowi sehingga sulit untuk mengutak-atik perolehan suara.

Keempat, Hasil survey yang memenangkan Ganjar atau Prabowo, sedangkan Anies selalu di posisi buncit, hanyalah dari survey “pelacur” bekingan istana

Hasil survey Indikator, LSI, SRMC, Charta politica, Indo Barometer, dll yang selalu memenangkan Ganjar atau Prabowo, hanyalah rekayasa. Saat ini mereka kenapa batunya, karena yang menjadi pertanyaan adalah : kenapa pemenang survey mengeroyok capres dengan urusan ketiga? Artinya, hasil survey mereka hanyalah bohong besar. Lembaga survey yang bisa dipercaya adalah ILC, CNBC, dan Google Trend.

Masih banyak kendala lain untuk melakukan kecurangan.

Oleh karena itu, bersiaplah istana dan partai-partai koalisi istana untuk menerima kenyataan kalau tahun 2024 Anies-Cak Imin sebagai pemenangnya

Bandung, 6 Shafar 1445

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *