Golkar ternyata miskin kader dan malah menculik kader partai lain. Golkar sudah menjadi partai ayan sayur.
Kedua, saya ketawa bahwa semakin terang-benderang Golkar tersandera oleh Jokowi. Isu kasus korupsi pada Airlangga semakin terbuka.
Dugaan publik semakin m mengarah kuat, bahwa Airlangga mengusung anak Jokowi itu supaya selamat dari jeratan hukum di kejaksaan dengan cara menjilat istana.
Dugaan kasus korupsi Airlangga sebagai Menteri Perindustrian dan sebagai Menko Perekonomian semasa dua periode Jokowi berkuasa seperti barang yang harus dibayar. Begitu juga, beberapa kali rencana Munaslub untuk menganti Airlangga sebagai Ketum Golkar selalu gagal berkat diselamatkan oleh istana.
Pengumuman Partai Golkar mengusung anak Jokowi semakin memperkuat keyakinan publik bahwa semua itu terjadi by design.
Diakhir jabatan Jokowi bisa landing mulus. Publik akhirnya kehilangan simpatik.
Berlindung dibalik wajahnya yang lugu, sekarang publik sudah mempersepsikannya sosok yang haus kekuasaan. Seseorang menghalalkan segala cara untuk bisa berkuasa dan membangun politik dinasti.
Bahwa dia adalah raja. Bahwa dialah penguasa yang mengatur segala-galanya. Mengunakan segala cara untuk kepentingan kejayaan dirinya pada negara ini. Bahkan tega mengkhianati partai yang membesarkannya.
Mensetting anaknya menjadi Cawapres. Mensetting anaknya bungsunya menjadi Ketua Umum pada satu partai. Mensetting menantunya menjadi Walikota. Mensetting iparnya menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi. Dan mensetting penjilat-pebjilatnya menikmati kue kekuasaan.
KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) merupakan agenda utama reformasi 98 sudah dikangkangi oleh Jokowi. Ironisnya, sebagian aktivis 98 malah ada mengkhianati agenda reformasi tersebut dengan ikut mendukung politik dinasti tersebut.
Pemilu 2024 yang diharapkan sebuah Pemilu yang menunjukkan kemajuan demokrasi Indonesia di mata dunia berpotensi anjlok oleh kerakusan penguasa yang ingin mewariskan anaknya sebagai Cawapres.
Aktivis 98 yang masih tegak lurus agenda reformasi tidak boleh diam. Kita harus turun gunung kembali selamatkan reformasi.
Selamat berjuang!