Kultum 285: Mengapa Beriman kepada Tuhan Allah (3)

Beriman kepada Tuhan Allah
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Di dalam Islam, beribadah maupun berdoa itu hanya kepada Allah dan tidak boleh ada pihak lain, yang dianggap bisa menerima dan mengabulkan atau membantu mengabulkan doa tersebut. Allah berfirman,

وَلَا تَدْعُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

يَضُرُّكَ ۚفَاِنْ فَعَلْتَ فَاِنَّكَ اِذًا مِّنَ الظّٰلِمِيْنَ

Artinya:

Dan jangan engkau menyembah sesuatu yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi bencana kepadamu selain Allah, sebab jika engkau lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya engkau termasuk orang-orang zalim [aniaya] (QS. Yunus, ayat 106).

Aspek keempat, di dalam Islam Tuhan Allah dikenal dengan Nama-nama dan Sifat-sifat-Nya yang indah seperti yang sering muncul dalam teks-teks Islam yang diwahyukan tanpa merusak atau menyangkal makna yang jelas. Nama-nama itu bisa kita ‘gunakan’ (kita sebutkan) untuk berdoa kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya,

وَلِلّٰهِ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ بِهَاۖ

وَذَرُوا الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ فِيْٓ اَسْمَاۤىِٕهٖۗ

سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ۖ

Artinya:

Dan Allah memiliki Asma’ul-husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asma’ul-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan (QS. Al-A’raf, ayat 180).

Karena Nama-nama yang terbaik itu merupakan hak Tuhan Allah, maka sungguh tidak pantas satu orang pun atau satu makhluk pun, dengan setinggi apapun pangkatnya, menggunakan nama-nama itu untuk dirinya. Siapapun mereka itu tidak akan mampu menyamai, apalagi menandingi, keindahan Nama-nama Tuhan Allah. Sebaliknya, Nama-nama Tuhan Allah menunjukkan keindahan dan kesempurnaan-Nya yang agung.

Dia Maha Adil; tidak memiliki anak; ibu; bapak; saudara laki-laki; rekan kerja; atau penolong. Dia tidak dilahirkan, dan tidak melahirkan. Dia tidak membutuhkan siapa pun karena Dia sempurna. Dia tidak menjadi manusia untuk ‘memahami’ penderitaan kita. Tuhan Allah adalah Yang Maha Kuasa (Al-Qawii), Yang Tidak Ada Tiadanya (Al-Ahad), Maha Penerima Taubat (At-Tawwaab), Yang Maha Penyayang (Ar-Rahiim), Yang Maha Hidup (Al-Hayy), Yang Maha -Memelihara (Al-Qayyum), Yang Maha Mengetahui (Al-‘Alim), Yang Maha Mendengar (As-Sami’,al-Basiir), Yang Maha Pengampun (al-‘Afuw), Sang Penolong (al-Nasiir), Yang Menyembuhkan Orang Sakit (al-Shaafii).

Salah satu dimensi yang sangat penting adalah pengampunan, yang merupakan dimensi hubungan manusia dengan Tuhan Allah. Manusia disadari lemah dan rentan terhadap dosa, tetapi Tuhan Allah dengan Maha Belas Kasihan-Nya yang lembut bersedia mengampuni. Rasulullah bersabda, “Rahmat Tuhan melebihi murka-Nya” (Shahih Al-Bukhari).

Semoga sedikit yang kita baca ini bermanfaat bagi kita semua, dan kalau sekiranya bisa bermanfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh.                                    —ooOoo—

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *