Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
Pembaca yang dirahmati Allah,
Hajinews.co.id – Kesehatan merupakan salah satu nikmat dari Allah Subhanahu wata’ala yang patut untuk senantiasa kita syukuri. Menurut WHO (2015), sehat adalah adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Sedangkan menurut Ilmu Psikologi, manusia sehat adalah yang mampu mengalahkan kecemasan dan kebutuhan neurotiknya.
Namun tidakbisa dipungkiri bahwa kadang manusia tidak bisa merasakan nikmat sehat sebelum mereka merasakan sakit. Seperti diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ
هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ
قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ
وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Artinya:
Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara, (1) masa mudamu sebelum datang waktu tuamu, (2) masa sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) masa kayamu sebelum datang masa fakir, (4) masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, (5) dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu (HR. Al Hakim).
Maksud “masa mudamu sebelum datang waktu tuamu’, adalah bahwa kita haruslah melakukan ketaatan ketika dalam kondisi kuat, karena masih muda, untuk beramal, sebelum datangnya masa tua renta. Jelasnya, kalau kita sudh tua, tidak akan lagi kita sekuat ketika kita masih muda. Mungkin saja saat kita sudah tua nanti akan loyo dan keasan kemari harus dibantu oleh tongkat atau bahkan kursi roda.
Adapun yang dimaksud dengan memanfaatkan “waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu”, adalah bahwa kita seharusnya banyak beramal di waktu kita masih sehat”. Sementara ketika kita sudah sakit, sungguh akan banyak sekali hal yang tidakbisa kita lakukan. Jadi, kita harus banyak beramal shalih sebelum datang waktu di mana akan banyak sekali hal-hal yang menghalangi kita untuk beramal shalih.
Demikian juga yang dimaksud dengan “manfaatkan masa luangmu sebelum datang masa sibukmu atau sempitmu”. Ketika kita sedang dalam waktu luang, sungguh banyak amal shalih yang bisa kita lakukan, membangun masjid, musholla, atau sekedar ikut kerjabakti , bahkan sekedar mengangkut genteng atau bata atau membuatkan makanan atau minuman untuk para pekerja atau pekerjabakti. Tapi kalau kita sedang ada urusan yang sangat penting, misalnya harus segera menemui partner bisnis, tentulah peluang itu tidak bisa kita lewati.