Kultum 447: Adakah Gempa pada Masa Rasulullah?

Adakah Gempa pada Masa Rasulullah?
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.


banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Satu hal yang cukup membuat manusia semua pada umumnya, dan umat Islam pada khususnya, penasaran adalah adanya gempa bumi yang terjadi pada masa Rasulullah Shallalhu ‘alaihi wasallam. Tidak ada bukti dalam buku-buku Sunnah dan laporan dengan sanad shahih yang tidak terputus, untuk menunjukkan bahwa ada gempa bumi di Madinah pada masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Satu-satunya laporan yang berbicara tentang itu adalah dhaif, isnad mursal (yakni lemah).

Diriwayatkan bahwa Muhammad ibn ‘Abd al-Malik ibn Marwan berkata, “Tanah bergetar pada saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, dan dia meletakkan tangannya di atasnya kemudian dia berkata, “Tenanglah, karena belum waktunya untuk itu”. Kemudian dia berbalik menghadap para sahabatnya dan berkata, “Tuhanmu meminta Anda untuk meminta pengampunan, jadi mintalah pengampunan” (Diriwayatkan oleh Ibn Abi’l-Dunya dalam al-’Uqobat no. 18). ‘Abd-Allah memberi tahu kami, ‘Ali ibn Muhammad ibn Ibrahim memberi tahu saya, Abu Maryam memberi tahu kami, al-’Attaar ibn Khaalid al-Harami memberi tahu kami, Muhammad ibn ‘Abd al-Malik ibn Marwaan memberi tahu saya.

Isnad ini bersifat dhaif (lemah) dan memiliki sejumlah kesalahan, antara lain: pertama, hadits ini adalah laporan mu’dal mursal. Muhammad ibn ‘Abd al-Malik ibn Marwan meninggal pada tahun 266 H, jadi bagaimana dia bisa menceritakan sesuatu yang terjadi pada masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang tidak diriwayatkan oleh orang lain? Sedangkan al-’Attar ibn Khalid al-Harami adalah orang yang tidak ditemukan biografinya.

Kedua, diriwayatkan bahwa Shahr bin Hawshab berkata, “Ada gempa bumi di Madinah pada saat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, dan dia berkata, “Tuhanmu meminta Anda untuk meminta pengampunan, jadi mintalah pengampunan”. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Shaybah dalam al-Musannaf (2/357). Dia berkata, “Hafs memberi tahu kami, dari Layth, dari Shahr”. Isnad ini dhaif dan memiliki beberapa kesalahan: (1) Isnad itu adalah mursal karena Shahr ibn Hawshab meninggal pada 112 H, dan tidak menyaksikan zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.

(2) Selain itu dia (Shahr ibn Hawshab) adalah dha’if (lemah) dalam dirinya sendiri, menurut beberapa ulama. Syu’bah berkata, “Saya tidak memperhatikan laporannya”. Al-Nasa’i berkata, “Dia tidak kuat”. Ibnu Hibban berkata, “Dia adalah salah satu dari mereka yang meriwayatkan dari perawi yang dapat dipercaya laporan bermasalah”. Al-Bayhaqi berkata, “Dia dhaif”.

Orang lain menganggapnya sebagai orang yang dapat dipercaya. Oleh karena itu al-Haafiz Ibn Hajar berkata tentang dia, “Dia saduq tetapi dia meriwayatkan banyak laporan mursal dan bingung” (lihat: Tahdhib al-Tahdhib, 4/371).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar