Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
Pembaca yang dirahmati Allah,
Hajinews.co.id – Satu lagi hal yang membuat umat manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya bertanya-tanya adalah “Adakah syariat bahwa kita disunnahkan untuk shalat secara khusus atau berdoa secara khusus?”. Sebelum menjawab pertanyaan ini, mari kita lihat dulu dua ayat berikut. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
قُلۡ هُوَ الۡقَادِرُ عَلٰٓى اَنۡ يَّبۡعَثَ عَلَيۡكُمۡ
عَذَابًا مِّنۡ فَوۡقِكُمۡ اَوۡ مِنۡ تَحۡتِ اَرۡجُلِكُمۡ
اَوۡ يَلۡبِسَكُمۡ شِيَـعًا وَّيُذِيۡقَ بَعۡضَكُمۡ بَاۡسَ
بَعۡضٍؕ اُنْظُرۡ كَيۡفَ نُصَرِّفُ الۡاٰيٰتِ
لَعَلَّهُمۡ يَفۡقَهُوۡنَ
Artinya:
Katakanlah, Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahaminya (QS. Al-An’am, ayat 65).
Ayat itu menegaskan bahwa bencana gempa pun Allah telah kabarkan dalam Al-Qur’an, di mana bencana serupa juga telah menimpa umat-umat terdahulu. Dan hal itu adalah sebagai bukti dan bentuk kekuasaan Allah Subhanahu wata’ala.
Dalam ayat lain Allah Subhanahu wata’ala juga berfirman,
فَكَذَّبُوۡهُ فَاَخَذَتۡهُمُ الرَّجۡفَةُ
فَاَصۡبَحُوۡا فِىۡ دَارِهِمۡ جٰثِمِيۡنَ
Artinya:
Maka mereka mendustakan (Syu’aib), lalu mereka ditimpa gempa yang dahsyat, dan jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka (QS. Al-Ankabut, ayat 37).
Para ulama menegaskan agar kita tidak meninggalakan shalat wajib jika salah satu dari tanda-tanda ini terjadi. Hal itu ditegaskan jika bencana seperti gerhana, gempa bumi, badai yang dahsyat, angin yang terus-menerus dan menakutkan, dan banjir yang merusak terjadi di sebuah negeri. Diriwayatkan dalam riwayat shahih dari Ibn ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhu bahwa dia berdoa ketika gempa bumi melanda Basra, menawarkan doa seperti misalnya sholat gerhana. Kemudian dia berkata, “Beginilah seharusnya shalat di saat tanda-tanda ini” (Diriwayatkan oleh Ibn Abi Shaybah, 2/472; ‘Abd ar-Razzaq, 3/101; al-Bayhaqi dalam as-Sunan al-Kubra, 3/343). Dan Ibn ‘Abbas berkata, “Ini dibuktikan dari Ibn ‘Abbas” (digolongkan sebagai shahih oleh al-Haafiz dalam Fath al-Baari, 2/521).