Kultum 301: Islam Masih Asing di Jepang

Islam Masih Asing di Jepang
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Ada juga kepercayaan pada keadilan, atau ‘birru’, yang ini adalah gagasan bahwa kita semua harus selalu memikirkan kebutuhan orang lain terlebih dahulu. Keyakinan ini membebaskan kita dari cara berpikir yang egois. Menurutnya, ide-ide Islami ini telah terukir dalam di hatinya. Saat itu Shimoyama Shigeru mungkin belum mengenal firman Allah,

أَوَلَمْ يَرَوْا۟ إِلَى ٱلطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَٰٓفَّٰتٍ

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

وَيَقْبِضْنَ ۚ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا ٱلرَّحْمَٰنُ ۚ

إِنَّهُۥ بِكُلِّ شَىْءٍۭ بَصِيرٌ

Artinya:

Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu (QS. al-Mulk, ayat 19).

Menurut Shimoyama Shigeru, Islam sangat menekankan pada perilaku yang benar dan keutamaan amal. Selama Kekaisaran Ottoman, dari abad keempat belas hingga keenam belas, sebuah sistem yang didasarkan pada gagasan Islam untuk mengembalikan kekayaan kepada masyarakat dibentuk untuk mengarahkan surplus sumber daya ke kebutuhan sosial daripada kegiatan ekonomi.

Masih menurut Shimoyama Shigeru, bagi wisatawan dari Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia yang mayoritas Muslim, Tokyo Camii (sarang-sarang burung yang dibangun di dinding-dinding gedung di Tokyo) telah menjadi tempat wisata utama, sejajar dengan Kyoto, Gunung Fuji, dan Tokyo Disneyland.dia berpikir bahwa orang Jepang akan melihat semakin banyak turis dari Asia Tenggara mengunjungi Jepang di masa depan.

Menurutnya, satu-satunya hal yang menahan angka tersebut saat ini adalah kurangnya restoran yang menyajikan makanan halal di Jepang dan hotel dengan fasilitas shalat. Jepang bangga dengan keramahannya kepada para pelancong, tetapi dia pikir masih perlu beberapa perbaikan untuk mempertimbangkan kebutuhan umat Islam. Hal itu, menurutnya, karena “Kontak Manusia Adalah Kunci”. Wallahu a’lam.

Semoga sedikit yang kita baca bersama ini bermanfaat dan menjadi pelajaran berharga, dan akalu sekiranya bermanfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semua, semoga menjadi jariyah kita, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh.                                    —ooOoo—

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *