Kultum 310: Berbagai Ujian Justru Membuat Nabi Lebih Kuat

Berbagai Ujian Justru Membuat Nabi Lebih Kuat
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Dengan meemahami berbagai ayat dan hadits, kita bisa sampai kepada kesimpulan bahwa Allah Subhanahu wata’ala mencintai Nabi Shallalahu a’alaihi wasallam lebih dari ciptaan-Nya yang lain. Dalam hal ini Allah (memujinya dalam) firman-Nya,

وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ

Artinya:

Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur (QS. Al-Qalam, ayat 4).

Kendati demikian, Nabi Muhammad mengalami kesulitan yang luar biasa dalam hidupnya. Bagaimana kita bisa mendamaikan ide-ide yang tampaknya kontras ini? Alasannya sederhana; Ujian itu sesuai dengan keimanan seseorang; yang paling berat ujiannya di antara manusia adalah para Nabi, kemudian yang terbaik berikutnya dan yang terbaik berikutnya.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketika saya jatuh sakit, rasa sakit saya setara dengan rasa sakit dua orang di antara kamu” (HR. Al-Bukhari). Nabi Muhammad yang diberkati menjalani kehidupan di bawah naungan ayat-ayat di mana Allah berfirman,

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ

وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ

وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ

قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ

اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ

وَرَحْمَةٌ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ

Artinya:

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un”. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. Al-Baqarah, ayat 155 – 157).

Ujian pertama, mungkin terberat, adalah beliau terlahir sebagai yatim, dan ibunya tidak hidup lama setelah kelahirannya. Namun, menjadi yatim piatu, adalah justru merupakan berkah tersembunyi. Pengaruhnya terhadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wasllam sangat luar biasa. Dia menjadi orang yang lebih kuat, baik secara spiritual maupun mental, mempersiapkannya untuk misi mulianya sebagai seorang Nabi mendatang.

Kemudian, ada juga kematian demi kematian. Nabi Muhammad pindah ke rumah pamannya Abu Thalib dan mulai bekerja dengan perdagangan di mana ia bertemu Khadijah yang mulia itu. Segera terlihat bahwa, Allah telah memilihnya untuk sebuah misi besar, yaitu kenabian. Khadijah berdiri di sisinya, menawarkan tidak hanya dukungan emosional tetapi juga dukungan finansial kepada suaminya dan komunitas Muslim yang baru.

Abu Thalib adalah pelindung yang kuat Muhammad (keponakannya) dalam menghadapi ancaman kejam dari kaum pagan Mekah. Namun, lagi-lagi kematian orang-orang terkasih sering terjadi. Dia akan segera kehilangan paman dan istri tercinta Khadijah di tahun yang sama (tahun kesedihan). Apalagi keturunannya semua juga wafat dalam hidupnya, kecuali Fatimah.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *