Kultum 322: Mengenal Abu Qasim Al-Zahrawi

Mengenal Abu Qasim Al-Zahrawi
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Penggunaan batang intramedulla untuk merawat patah ulang femur dan tibia dirintis oleh oleh dokter Kuntschner dari Jerman, yang membuat perbedaan nyata pada kecepatan penyembuhan prajurit Jerman yang terluka selama Perang Dunia II dan menyebabkan adopsi fiksasi intramedulla fraktur di belahan dunia lainnya. Namun juga disebutkan bahwa traksi adalah metode standar untuk merawat fraktur tulang paha hingga akhir tahun 1970-an saat Harborview Medical Center di Seattle mempopulerkan fiksasi intramedulla tanpa membuka patahan tulang.

Namun sebelum perkembangan semua itu, Abu Al Zahrawi, yang wafat sekitar tahun 1013, merupakan seorang dokter ahli bedah penemu pertama teknik pengobatan patah tulang dengan menggunakan gips sebagaimana yang dilakukan pada era modern ini. Sebagai seorang dokter era kekalifahan, dia sangat berjasa dalam mewariskan ilmu kedokteran yang penting dalam kedokteran era modern ini. Jadi bisa dikatakan bahwa Al-Zahrawi lebih dulu mempelopori metoda tersebut lebih dari 800 tahun sebelumnya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ayah Al Zahrawi merupakan seorang penguasa kedelapan dari Bani Umayyah di Andalusia yang bernama Abbas. Selain termasyhur sebagai dokter yang hebat, Al Zahrawi juga termasyhur karena sebagai seorang Muslim yang taat. Dalam buku Historigrafi Islam Kontemporer, seorang penulis dari perpustakaan Viliyuddin Istanbul Turki menyatakan Al Zahrawi hidup bagaikan seorang sufi. Kebanyakan dia melakukan pengobatan kepada para pasiennya secara cuma-Cuma sebab dia menganggap melakukan pengobatan kepada para pasiennya merupakan bagian dari amal atau sedekah.

Selain membuka praktek pribadi, Al Zahrawi juga bekerja sebagai dokter pribadi Khalifah Al Hakam II yang memerintah Kordoba di Andalusia yang merupakan putra dari Kalifah Abdurrahman III (An-Nasir). Khalifah Al Hakam II sendiri berkuasa dari tahun 961 sampai tahun 976. Dia melakukan perjanjian damai dengan kerajaan Kristen di Iberia utara dan menggunakan kondisi yang stabil untuk perkembangan agrikultur dengan membangun  pembangunan irigasi, perkembangan ekonomi, perluasan jalan dan pembangunan pasar. Al-Zahrawi juga mempelopori bedah saraf dan diagnosis neurologis. Dia diketahui telah melakukan perawatan bedah berbagai fraktur tulang dan bermacam kerusakan tubuh lainnya. Allahu ya’lam.

Semoga sedikit yang kita baca ini menjadi pengingat bagi kita semua, dan kalau sekiranya bisa bermanfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh.                                    —ooOoo—

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *