Rocky Gerung Komentari Pernyataan Kampus Terkemuka: Panggilan Moral dan Kemarahan

Rocky Gerung Komentari Pernyataan Kampus Terkemuka
Rocky Gerung
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id – Pengamat politik Rocky Gerung menyebut pernyataan dewan Guru Besar dan civitas akademika berbagai kampus di Indonesia merupakan seruan moral yang mewakili suara oposisi setelah suara partai politik tak bersuara.

Ia mengatakan, apa yang dilakukan UGM, UII, UI, Universitas Andalas, Unpad, dan Bravijaya dalam menyampaikan keprihatinannya merupakan bentuk kemarahan terhadap penerapan demokrasi saat ini.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Jadi kalau ada kampus yang berupaya untuk menjadi konservatif dengan menerangkan ini (pernyataan sikap) merupakan politisasi atau partisan, gimana? kalau semua sudah jadi partisipan artinya soal moral itu sudah jadi pertaruhan terakhir,” kata Rocky Gerung pada Sabtu, 3 Febuari 2024.

Rocky mengatakan apa yang dilakukan oleh kampus-kampus ini merupakan perwakilan dari kampus di Indonesia untuk menyuarakan politik yang telah mengalami delegitimasi saat ini. Sebab menurut Rocky, hal Ini sudah tidak dapat diselamatkan lagi dengan hukum.

“Karena hukum itu bekerja kalau ada ketertiban, sekarang udah tidak ada ketertiban,” katanya.

Ia juga mengatakan, sebelum kampus menyatakan sikap terkait Jokowi, mahasiswa sudah lebih dulu menyuarakan. Apa yang dilakukan kampus merupakan tindak lanjut dari mahasiswa. “Kalau ada yang menghalang-halangi itu konyol namanya,” katanya.

Sejumlah sivitas akademika dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia menyampaikan kritik terhadap pemerintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelang Pemilu 2024. Kritik tersebut dilakukan setelah Jokowi menyampaikan pernyataan bahwa presiden boleh memihak dan berkampanye.

Jokowi sebelumnya mengatakan presiden dan menteri boleh berkampanye asalkan tidak menyalahgunakan fasilitas negara. “Presiden itu boleh kampanye. Boleh memihak. Kita ini kan pejabat publik, sekaligus pejabat politik. Masa nggak boleh,” katanya setelah menyerahkan pesawat tempur ke Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto di Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu, 24 Januari 2024.

Sebelumnya sejumlah guru besar, dosen dan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berkumpul di Balairung UGM. Mereka mengingatkan Jokowi yang dinilai sudah keluar jalur melalui Petisi Bulaksumur dan menyanyikan Himne Gadjah Mada.

“Kami menyesalkan tindakan-tindakan menyimpang yang justru terjadi di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo yang juga menjadi bagian dari keluarga besar Universitas Gadjah Mada,” kata Profesor Koentjoro di Balairung UGM, Yogyakarta, Rabu, 31 Januari 2024.

Mereka menyinggung pelanggaran etik di Mahkamah Konstitusi (MK), keterlibatan sejumlah aparat penegak hukum, serta pernyataan kontradiktif Jokowi terkait keterlibatan pejabat publik dalam kampanye antara netralitas dan keberpihakan. Menurut mereka, semua itu merupakan bentuk penyimpangan dan ketidakpedulian terhadap prinsip demokrasi.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *