Cuma Melirik, Kisah Abu Nawas: Tenangkan 3 Orang Tuli Yang Sedang Marah-Marah

Tenangkan 3 Orang Tuli Yang Sedang Marah-Marah
Tenangkan 3 Orang Tuli Yang Sedang Marah-Marah
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idABU Nawas bertemu dengan 3 orang tuli. Berawal dari seorang penggembala yang mempunyai masalah pada pendengarannya atau disebut juga tuli. Meskipun ia tidak dapat mendengar sejak ia dilahirkan, ia tidak pernah mengeluh mengenai pendengarannya.

Pekerjaan sehari-hari orang tuli ini adalah menggembalakan dombanya di padang rumput yang jauh dari rumahnya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Suatu hari, dia merasakan sakit perut saat sedang menggembalakan domba. Sudah tidak kuat lagi untuk menahannya untuk buang air besar.

Kebetulan ada seseorang yang tidak jauh darinya sedang memotong rumput. Si gembala lalu menghampirinya dan memberikan pesan.

“Hai kawan, tolong jaga domba-dombaku ya, dan tolong awasi jangan sampai ada yang berkeliaran hingga tersesat. Aku akan pulang ke rumah sebentar untuk buang air besar,” kata si gembala tersebut seperti dikutip dari kanal YouTube Juha Official.

Ternyata pemotongan rumput itu juga tuli. Dia tidak mendengar apa pun yang dikatakan si gembala. Pria pemotong rumput mengira kalau si gembala mau meminta rumputnya.

Ia pun menjawab, “Enak saja! Mengapa kau tidak mencarinya sendiri. Aku di rumah juga banyak hewan ternak yang harus diberi makan. Sudah sana pergi, jangan ganggu aku!” kata si pemotong rumput sembari menggerakkan tangannya.

Dikarenakan sama-sama tidak bisa mendengar, si gembala mengira gerakan tangan dari pemotong rumput merupakan isyarat bahwa dirinya bersedia dan menyuruhnya cepat pulang.

“Terima kasih kawan, kau benar-benar telah menolongku,” kata si gembala.

Ia lantas segera berlari pulang ke rumah. Setelah menuntaskan hajat buang air besar, si gembala kembali menemui pemotong rumput. Si gembala menghitung domba-dombanya dengan cermat dan jumlahnya masih lengkap.

Dalam hati dia bergumam, “Sungguh luar biasa pribadi pemotong rumput itu, ia benar-benar bisa dipercaya. Ia telah menjaga domba-dombaku tanpa mengharap ucapkan terima kasih sama sekali. Sungguh pribadi yang luar biasa.”

“Oh iya, bukankah salah satu dombaku ada yang pincang, lebih baik aku berikan kepadanya sebagai rasa terima kasih. Pasti akan menjadi makanan yang lezat untuk keluarganya,” ujar si gembala.

Dia lalu memanggil domba tersebut dan menghampiri si pemotong rumput. “Hai kawan, terimalah hadiah dariku, karena engkau telah menjaga domba-dombaku,” kata si gembala sambil menunjukkan domba pincangnya.

Melihat hal itu, si pemotong rumput malah menjadi marah. “Dasar kurang ajar. Aku tidak melihat apa pun yang terjadi selama kau pergi. Kenapa kamu malah meminta tanggung jawab atas pincangnya kaki dombamu?”

“Dari tadi aku sibuk memotong rumput dan sama sekali tidak tahu terkait kejadian yang menimpa kaki dombamu. Pergilah! Kalau kau mendekat, aku akan memukulmu,” Ancam si pemotong rumput dengan emosi.

Si gembala pun menjadi heran kenapa si pemotong rumput tiba-tiba marah kepadanya. Tidak beberapa lama kemudian lewatlah seseorang dengan menaiki kuda, tapi ternyata dia adalah seorang pencuri kuda yang telinganya juga tuli. Kuda yang dikendarainya adalah hasil curian.

Si gembala lalu berteriak memanggil pria penunggang kuda. “Tuan, tolong katakan kepadaku apa yang diucapkan si pemotong rumput ini. Aku ini tuli tuan, jadi aku tidak mengerti. Kenapa ia menolak pemberianku, malah marah kepadaku,” ucap si gembala dengan emosi.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *