Kultum 390: Doa Berbuka yang Shahih

Doa Berbuka yang Shahih
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Sebagian orang tidak mempermasalahkan benar atau salahnya doa berbuka puasa Ramadhan. Mereka beralasan bahwa “doa kan sesuai yang dikehendaki”. Ada yang beralasan “doa kan bebas asa sesuai apa yang diakukan”. Ada pula yang beralasan, “Ini kan tuntunan ulama, dan sudah begini sejak dulu”, dan ada pula alasan lain lagi.

Namun perlu diketahui, apapun alasannya doa yang paling benar adalah doa yang sesuai contoh atau tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Bukankah kita sudah mengakui bahwa pada diri Rasulullah itu ‘uswatun hasanah’. Lantas mengapa masih ada anggapan bahwa memilih yang lain tidak masalah?

Dalam hal berbuka puasa, hadits lengkapnya diriwayatkan dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ

وَسَلَّمَ، إِذَا أَفْطَرَ قَالَ:

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ

Artinya:

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, apabila beliau berbuka, beliau membaca, “Dzahaba-dh dhama’u, wabtalati-l ‘uruuqu” (HR. Abu Daud no. 2357; Ad-Daruquthni Sunan 2279; Al-Bazzar Musnad 5395; Al-Baihaqi Shugra 1390).

Perlu juga diketahui bahwa pada umumnya doa terkait amalan tertentu, biasa dibaca sebelum melakukan amalan tersebut. Jadi, kita berdoa sebelum makan, berdoa masuk kamar mandi, dan lain-lain. Namun dalam hal berbuka puasa hal ini berbeda. Jika dilihat dari redaksi dan artinya, doa ini dibaca setelah berbuka puasa.

Jadi sesuai dengan urutannya, sebagaimana fatwa Syabakah Islamiyah no. 7428, urutan yang tepat untuk doa ketika berbuka adalah (1) membaca basmalah sebelum makan kurma atau minum (berta’jil), (2) mulai berbuka, dan (3) membaca doa berbuka,

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ،

وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ

Artinya:

Telah hilang rasa haus, dan telah basah urat-urat, dan telah ditetapkan pahala, insya Allah (HR. Abu Daud; Ad-Daruquthni; Al-Bazzar; Al-Baihaqi).

Sebagai muslim yang baik, selayaknya kita cukupkan doa setelah berbuka dengan doa yang shahih ini, dan tidak perlu memberi tambahan dengan redaksi yang lain. Ini dalam hal redaksi atau teks doa berbuka puasa tersebut. Tetapi sebelum berbuka, yakni dalam keadaan masih berpuasa, kita dianjurkan memperbanyak doa. Rasulullah bersabda,

ثَلَاثٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الْإِمَامُ

الْعَادِلُ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ،

وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ

فَوْقَ السَّحَابِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Artinya:

Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak; pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi, Allah angkat di atas awan pada hari kiamat (HR. At-Tirmidzi no. 2526, Thabrani dalam Al-Ausath 7111).

Hadits tersebut menunjukkan bahwa kita dianjurkan memperbanyak berdoa sebelum kita berbuka. Sebagian ulama menegaskan bahwa hadits ini tidak ada hubungannya dengan berdoa ketika berbuka. Teks hadits ini bersifat umum, yakni orang yang sedang berpuasa memiliki peluang dikabulkan doanya di setiap waktu dan setiap kesempatan, sebelum dia berbuka.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *