Politik Mantan Presiden

Politik Mantan Presiden
Jokowi dan megawati
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: M Nurul Fajri – Peneliti Hukum Tata Negara dan Tenaga Ahli

Hajinews.co.id – PENGARUH Jokowi sebagai presiden terhadap kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming dalam Pilpres 2024 tidak dapat dinafikan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Selain pengakuan beliau yang akan “cawe-cawe” di Pilpres 2024, berbagai peristiwa dan kebijakan yang dilahirkan sebelum hari pemungutan suara dilakukan, sulit untuk ditampik turut mengangkat suara Prabowo-Gibran.

Sebagai presiden, Jokowi memang bisa mengondisikan semua instrumen negara untuk menyukseskan agenda politiknya memenangkan Prabowo–Gibran.

Lantas bagaimana pengaruh Jokowi setalah Prabowo–Gibran terpilih dan dilantik sebagai presiden dan wakil presiden kelak?

Sebagaimana wacana yang berkembang pada hari ini, akankah Jokowi menjadi pemimpin koalisi atau sebaliknya menjadi duri dalam daging bagi pemerintahan Prabowo-Gibran?

Pengaruh mantan presiden

Menurut Schaller dan Williams (2003), pengaruh mantan presiden dalam politik dan kebijakan adalah tentang bagaimana mereka menemukan cara untuk tetap relevan dengan urusan publik.

Apabila dirunut dari Presiden Soekarno hingga Presiden Jokowi, hanya Presiden BJ. Habibie yang tidak memiliki suksesi politik dalam keluarga untuk bertarung di arena politik praktis. Khususnya berada dalam perebutan posisi penting di partai politik dan pemilu presiden atau wakil presiden.

Presiden Megawati sebagai putri Presiden Soekarno yang terpilih sebagai presiden pada tahun 2001 melalui sidang umum MPR adalah cerita pengecualian.

Sebagai putri mantan Presiden Soekarno, Megawati memulai karier politiknya di PDI pada tahun 1986 atau lebih kurang 16 tahun setelah kematian Presiden Soekarno. Saat Orde Baru/Golkar berkuasa penuh dalam setiap lini sistem politik Indonesia.

Singkatnya, Presiden Megawati muncul dan merintis karier politiknya sebagai oposisi Orde Baru.

Kalaupun ada keuntungan elektoral yang diambil oleh Presiden Megawati dari Presiden Soekarno, tidak lain adalah nama besar dan gagasan/pemikiran Presiden Soekarno. Relevansi Presiden Soekarno sebagai presiden pertama dan sebagai the founding cohort.

Fakta hampir serupa juga bagi anak-anak Presiden Abdurrahman Wahid. Walaupun anak-anaknya tak berada di partai politik dan tidak menunjukan ambisi merebut posisi presiden atau wakil presiden, namun sikap politik keluarga Gus Dur masih menjadi endorsement politik yang kuat. Sebab, gagasan politik Gus Dur yang masih relevan hingga hari ini.

Presiden Soeharto pernah mengusahakan Siti Hardijanti Rukmana. Dalam diri Presiden Megawati sepertinya masih menyimpan keinginan di dalam Puan Maharani.

Sementara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, telah memberikan posisi Ketua Umum Partai Demokrat kepada Agus Harimurti Yudhoyono.

Baik Presiden Soeharto, Presiden Megawati, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan itu semua dengan cara menjaga relevansi politiknya di partai politik masing-masing.

Sejarah “dinasti politik” keluarga yang luar biasa ada pada Presiden Jokowi. Jokowi tidak sampai harus menunggu menjadi mantan presiden untuk menjadikan anaknya sebagai Wakil Presiden di Pilpres 2024.

Relevansi politiknya untuk lewat strategi yang disebutnya sendiri sebagai “cawe-cawe” dalam pilpres.

Kendali pengaruh

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *