Politik Mantan Presiden

Politik Mantan Presiden
Jokowi dan megawati
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Kekuasaan mantan presiden terletak pada kapasitas mereka untuk menjalankan pengaruh tidak langsung dan informal dalam sistem politik yang tidak lagi mereka kendalikan secara langsung dan formal (Schaller dan Williams, 2003).

Presiden Jokowi tampaknya menyadari kelemahan ini. Kenyataan politik hari ini, pengaruh mantan presiden dijalankan karena yang bersangkutan menjadi pucuk pimpinan partai politik yang lolos ke parlemen.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kesadaran ini juga yang diyakini sabagai alasan Jokowi hendak merebut pucuk tertinggi partai beringin.

Pengangkatan Prabowo sebagai jenderal kehormatan bintang empat pun dapat dinilai tidak terkecuali dengan kepentingan ini. Selain juga beredar nama-nama calon menteri titipannya di kabinet Prabowo–Gibran.

Presiden Jokowi seperti tidak berhenti mengonsolidasi kekuatan politik bagi dirinya. “Cawe-cawe” yang semula untuk kepentingan pilpres sepertinya akan terus dilanjutkan, sejauh ambisi untuk terus mengendalikan kekuasaan bisa diupayakan.

Hanya saja, secara politik Presiden Jokowi perlu berkaca pada pemerintahan Marcos, Jr – Sara Duterte di Filipina, masa bulan madu pemerintahan anak-anak mantan presiden hanya bertahan sebentar akibat campur tangan orangtua mereka dengan ambisi politik yang belum selesai.

Pembelahan di dalam pemerintah terjadi bukan karena tegangnya hubungan koalisi dengan opisisi, tetapi akibat konsolidasi politik yang gagal dipertahankan.

Potensi yang sama juga besar kemungkinan terjadi dalam pemerintahan Prabowo – Gibran akibat faktor Jokowi.

Di sisi lain, perolehan suara partai-partai kemungkinan tidak memiliki perbedaan yang telalu jauh. Idealnya, perolehan suara tersebut memunculkan posisi tawar partai koalisi hampir sama kuat untuk lima tahun ke depan.

Walaupun kembali kepada kemandirian sikap politik masing-masing partai koalisi. Sejauh mana partai koalisi rela untuk “diatur” oleh seseorang mantan presiden untuk atau melalui putranya yang merupakan wakil presiden.

Konsolidasi politik atau “cawe-cawe” yang dibangun Presiden Jokowi memang telah berhasil menghantarkan Prabowo–Gibran.

Hal yang semestinya juga telah disadari oleh Prabowo bahwa semua usaha Jokowi untuk Prabowo–Gibran tidak hanya berakhir sampai Gibran dilantik. Namun hingga pemerintahan Prabowo–Gibran selesai ditunaikan.

Hanya saja ketika hari pertama pemerintahan berjalan, keberadaan Presiden Jokowi kemungkinan akan menjadi masalah sebagai pemicu terjadinya pembelahan dari dalam tubuh pemerintah.

Karena makan siang gratis hanya sebatas program politik, tidak ada urusannya dengan utang budi politik.

Sumber: kompas

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *