Romo Magnis Menjelaskan 7 Prinsip Etika di Mahkamah Konstitusi, Membedakan Manusia dan Hewan

Prinsip Etika di Mahkamah Konstitusi
Romo Magnis
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idGuru Besar Filsafat STF Drijakara Franz Magnis Suseno atau Romo Magnis memaparkan tujuh prinsip etika selama hadir sebagai pakar pembahasan hasil pemilihan presiden dan wakil presiden (PHPU) tahun 2024 di gedung MK, Jakarta, Selasa (2/4).

Pertama, Romo Magnis menjelaskan tentang prinsip-prinsip etika. Etika, katanya, adalah ajaran dan keyakinan tentang baik buruknya sifat-sifat seseorang sebagai manusia.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Etika membedakan manusia dengan binatang. Binatang hanya ikuti naluri alamiah, tapi manusia sadar jika naluri alamiah bisa diikuti bila baik dan tak baik,” kata Romo Magnis.

Prinsip kedua yakni soal hukum. Romi Magnis menilai tuntutan paling dasar etika sejak ribuan tahun dituangkan manusia dalam ketentuan hukum. Semisal adanya larangan menyiksa orang lain.

“Jadi tak memperhatikan hukum berlaku dengan sendirinya pelanggaran etika,” kata dia.

Kemudian prinsip ketiga yakni etika dan hukum. Romo Magnis mengatakan manusia tidak melanggar hukum sama saja dinilai baik secara etis. Akan tetapi, ia mengatakan prinsip etika menuntut untuk berbuat lebih.

“Agar manusia jika tidak ada aturan hukum, harus tetap berbaik hati, jujur, caring, adil dan bertanggung jawab dan seterusnya,” kata dia.

Kemudian prinsip keempat yakni etika dan penguasa. Romo Magnis menilai presiden tak cukup cuma bertindak tak melanggar hukum. Baginya, seorang Presiden dituntut lebih dan bisa memberi perintah menentukan keselamatan dan kegagalan hidup dan mati seseorang.

“Agar kita merasa mempercayakan diri ke orang yang berkuasa, agar kita merasa aman dengan dia. Seorang presiden harus buktikan diri sebagai orang yang baik. Bijaksana, jujur dan adil. Dari seorang penguasa tertinggi harus dituntut etika yang tinggi,” kata dia.

Kemudian prinsip kelima yakni etika dan presiden. Romo Magnis mengatakan presiden adalah penguasa atas seluruh masyarakat. Karenanya ada hal khusus yang dituntut dari sudut etika.

Ia mengatakan fatal jika ada kesan presiden memakai kekuasaan demi keuntungan sendiri atau keuntungan keluarganya. Baginya, presiden milik semua, bukan milik mereka yang memilihnya.

“Kalau dia berasal dari satu partai, begitu dia jadi presiden tindakannya harus demi keselamatan semua,” kata Romo Magnis.

Kemudian prinsip keenam yakni etika dan pemilu. Romo Magnis menekankan pemilu adalah seluruh proses, persiapan dan kepastian hasilnya menjamin tiap warga dapat memilih.

Prinsip terakhir yakni kegawatan pelanggaran etika. Romo Magnis turut menyinggung prinsip gawatnya pelanggaran etika. Ia turut mengutip pernyataan seorang filsuf terkenal Immanuel Kant yang mengatakan masyarakat akan taati pemerintah bila pemerintah bertindak atas dasar hukum yang berlaku yakni adil dan setara.

Sebaliknya, Romo Magnis berpendapat jika penguasa jika tidak bertindak atas dasar hukum dan hanya memakai kuasanya untuk untungkan kelompok, kawan dan keluarganya sendiri, maka motivasi masyarakat untuk menaati hukum akan hilang.

Sumber: cnn

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *