Kultum 411: Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

Puasa Enam Hari di Bulan Syawal
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Biasanya, setelah berpuasa Ramadhan dan masih berada di dua atau tiga hari bulan Syawal, kita akan merasa sedih karena ditinggalkan oleh Ramadhan. Nah, Suasana hati seperti ini mungkin merupakan tanda bahwa kita mencintai Ramadhan. Merindukan dan mencintai Ramadhan seperti ini insya Allah merupakan tanda puasa Ramadhan kita diterima dan mendapat ridla Allah Subhanhu wata’ala.

Hal itu sangat wajar, karena kita semua tahu bahwa semua amal shalih yang dilakukan selama bulan Ramadhan itu dilipat gandakan. Kalau kerinduan itu semakin dalam maka dalam diri kita akan tumbuh keinginan agar puasa Ramadan itu berlangsung sepanjang tahun. Sampai-sampai ada hadits palsu, “Seandainya umatku mengetahui apa yang terdapat dalam bulan Ramadhan, maka sungguh mereka akan berharap satu tahun itu Ramadhan penuh. Sesungguhnya surga berhias menyambut Ramadhan setiap tahunnya

Sekali lagi hadits ini telah diputus palsu oleh para ahli hadits. Hadits palsu ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah no. 1886; Abu Ya’la Al Mushili no. 5251; Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at no. 1119. Hadits ini dikeluarkan dari jalan Jarir bin Ayyub Al Bajali dari Sya’bi dari Nafi’ bin Burdah dari Abu Mas’ud Al Ghifari.

Tampaknya kerinduan itu memang merupakan dampak positif melaksanakan puasa Ramadhan itu sendiri. Pahala yang dilipatgandakan itu juga tampaknya memunculkan efek positif yang menimbulkan keriduan terhadap Ramadhan itu. Efek positif itu misalnya saja puasa Ramadhan itu terasa ringan bagi jiwa dan raga untuk melaksanakannya.

Ringannya melaksanakan puasa pada jiwa dan raga inilah yang melahirkan keinginan untuk melaksanakan puasa lagi. Jadi keinginan untuk puasa lagi itulah yang sebenarnya kerinduan untuk melaksanakan puasa sepanjang tahun. Nh, sunggu sayang kalau sudah ada kerinduan seperti ini tidak dituruti.

Kerinduan terhadap Ramadhan dan keinginan puasa sepanjang tahun ini ternyata tidak sia-sia. Allah sudah membuka kesempatan untuk itu dan bahkan dengan cara yang jauh lebih ringan. Apabila kita telah selesai berpuasa Ramadhan, maka kita disunnahkan berpuasa lagi selama enam hari dalam bulan Syawal yang bisa dilakukan berturutan atau terpisah-pisah. Puasa ini dianjurkan untuk selama enam hari, sebagaimana diriwayatkan,

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ

عَنْهُ، أَنَّهُ حَدَّثَهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ

صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ

صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ

شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya:

Dari Abu Ayyub Al Anshari berkata, bahwa Nabi bersabda, barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan, kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka bagai berpuasa selama setahun penuh (HR. Muslim).

Dari Hadits dan ayat 10 surah az-Zumar tadi, jelas bahwa pahala puasa itu sangat besar dan pahala kebaikan di dalamnya akan dilipatgandakan sampai tak terbatas. Mungkin kita lalu bertanya, mengapa sampai dilpatgandakan sebegitu besar dan banyak. Jawabannya mudah, karena akherat itu juga sangat luas dan besar serta tak terbatas, dan waktunya juga sangat panjang serta tak terbatas.

Jadi untuk ke sana, kita juga perlu persiapan yang tak terbatas. Namun, apa daya kemampuan manusia untuk mengumpulkan pahala itu terbatas. Karena tebatas maka Allah-lah yang melipatgandakan untuk menjadi tak terbatas. Sampai di sini jelas, bahwa kasih sayang Allah kepada hambaNya sungguh besar dan juga tak terbatas. Untuk mencapai pahala yang tak terbatas itu ternyata tidak sulit. Kita hanya perlu berpuasa Romadhan setiap tahun, lalu disambung dengan 6 hari di hari-hari bulan Syawal. 6 hari inipun tidak harus dilakukan berurutan, boleh dipisah-pisah. Nah apanya yang berat?

Saking hebatnya pahala puasa Romadhan dan kebaikan yang dilakukan oleh orang yang berpuasa di dalamnya, ada berbagai versi hadits tentang puasa Romadhan dan puasa Syawal ini. Misalnya saja, versi lain dari hadits tersebut adalah,

عَنْ ثَوْبَانَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ

وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ فَشَهْرٌ

بِعَشَرَةِ أَشْهُرٍ وَصِيَامُ سِتَّةِ أَيَّامٍ بَعْدَ

الْفِطْرِ فَذَلِكَ تَمَامُ صِيَامِ السَّنَةِ

Artinya:

Dari Tsauban, dari nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, barangsiapa berpuasa Ramadhan, maka pahala satu bulan Ramadhan itu (dilipatkan sama) dengan puasa sepuluh bulan, dan berpuasa enam hari sesudah Idul Fitri [dilipatkan sepuluh menjadi enam puluh], maka semuanya [Ramadan + Syawal] adalah genap satu tahun [HR. Ahmad].

Kiranya  dua hadits tadi sudah cukup untuk menegaskan kepada kita semua bahwa puasa Ramadhan ditambah enam hari di bulan Syawal sungguh sangat besar pahala serta kebaikannya. Sungguh sayang seribu sayang kalau pahala dan kebaikan yang luar biasa itu kita lewatkan begitu saja. Padahal, kalau kita ingat dan paham tentang dahsyatnya akhirat, maka kita akan dengan mudah dan ringan untuk melaksanakannya. Karena itu, mari kita semua membiasakan berpuasa 6 hari setelah Ramadhan dengan hati yang ikhlas hanya karena mengharap ridha Allah Subhanahu wata’ala.

Semoga sedikit yang kita baca ini menjadi pengingat bagi kita semua, dan kalau sekiranya bisa bermanfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh.                                    —ooOoo—

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *