Gibran, Pembuka Kotak Pandora Jokowi

Pembuka Kotak Pandora Jokowi
Gibran dan istri


banner 800x800

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Abdullah Hehamahua

Hajinews.co.id – Andaikan Gibran tidak menjadi cawapres, Pilpres 2024, biasa-biasa saja. Sebab, “money politic” dalam Pemilu sudah biasa sejak Pemilu 1971. Bahkan, pencurian suara juga sudah merupakan bagian dari Pemilu itu sendiri. Namun, Pilpres menjadi ramai tahun ini karena ikutnya Gibran sebagai cawapres.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pilpres 2024, sejatinya juga biasa saja sekalipun ada cawapres yang bernama Gibran, asalkan beliau bukan anak Jokowi. Bahkan, Pilpres mungkin juga berjalan normal saja sekalipun Gibran itu anak Jokowi asalkan, beliau sudah bukan penguasa. Sebab, pewarisan kekuasaan partai ke anak cucu, soal biasa juga di Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan oleh Megawati, SBY dan tokoh-tokoh partai lain di Indonesia.

“Blessing in disguise” dalam Pilpres 2024 ini justru dengan tampilnya Gibran sebagai cawapres. Sebab, Gibran dapat membuka kotak pandora mengenai misteriusnya sang ayah, Jokowi. Gibran juga membuka kota pandora yang menyelumuti mobil Asemka yang misterius. Gibran juga membuka aib ayahnya yang terlibat kasus korupsi, baik ketika menjadi, walikota, gubernur, maupun.

Gibran juga membuka kedok Jokowi yang selama ini tampil “ndeso” ternyata seorang pembunuh berdarah dingin. Gibran yang dengan adiknya dilaporkan ke KPK karena kasus korupsi, membuka kedok ayahnya yang menyuburkan korupsi dengan mengamputasi kewenangan KPK.

Gibran yang berbohong tentang ijazahnya sekaligus membuka aib ayahnya sendiri yang memiliki jazah palsu, kasus yang masih berlangsung di Pengadilan. Gibran yang tidak tau diri, membuka kotak pandora ayahnya dan oligarki yang merekayasa putusan MK dan KPU mengenai syarat umur seorang capres/cawapres.
Gibran yang dicalonkan PDIP sebagai walikota Solo membuka keaslian ayahnya yang dianggap petugas partai ternyata seorang pengkhianat kelas kakap. Gibran yang tampil sambil membungkuk di depan para senior, membuka jati diri ayahnya yang dianggap “bodoh” ternyata sangat licik.
Semua rahasia busuk Jokowi, khususnya mengenai mobil asemka, korupsi di DKI, pembunuhan 849 petugas KPPS dan 6 laskar FPI, pemasungan kewenangan KPK, serta cawe-cawenya dalam Pilpres 2024, terbongkar dengan tampilnya Gibran. Bak peribahasa Melayu yang mengatakan “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya” Artinya, karakter anak, tidak jauh berbeda dengan apa yang dimiliki sang ayah. Seri pertama ini, Penulis mengkomunikasikan mobil ajaib karya Jokowi yang bernama Asemka.

Jokowi Seorang Pembohong ?

Yayasan Wali Kota Sedunia (The City Mayors Foundation), tahun 2012 merilis 10 walikota terbaik peringkat dunia. Jokowi, dinobatkan sebagai walikota terbaik ketiga di dunia. Alasan Yayasan, Jokowi berhasil menjadikan Solo sebagai kota seni budaya. Kedua, ini yang menarik, Jokowi serius kampanye anti korupsi. Benarkah Jokowi anti korupsi.? Saya lalu maklum, mengapa salah satu pernyataan guru-guru besar UGM yang mengatakan, pemimpin boleh salah, tapi tidak boleh berbohong.

Jokowi waktu itu (2012) juga memerkenalkan mobil buatan murid-murid SMK Solo. Terbersit dalam pikiran sebagian masyarakat Jawa, hilang Habibie, muncul Jokowi yang menjadikan Indonesia sebagai negara otomotif. Sebab, Habibie adalah orang pertama di Asia Tenggara yang memproduksi helikopter.
Namun, masyarakat yang cerdas penasaran. Sebab, Habibie diketahui sebagai satu dari 10 orang di dunia pada abad ini yang memiliki IQ tertinggi, 200. Hal tersebut dibuktikan dengan gelar akademik tertinggi yang dimiliki, doktor. Bukan doktor hunoris causa. Jabatan akademik tertinggi pun diraih, yakni profesor. Bukan pula profesor honoris causa. Gelarnya dibuktikan dengan penemuan “Habibie crack theory.”

Teori Habibie ini menyelamatkan perusahaan pembuatan kapal terbang. Sebab, sebelumnya, pesawat yang terbang dari Eropa ke Asia Tenggara, bodynya retak-retak. Pasca penemuan teori Habibie, pesawat terbang tidak lagi mengalami retak-retak. Bagaimana Jokowi memiliki ilmu pembuatan mobil seperti Habibie.?

Habibie sewaktu acara takziah isterinya, mengisahkan bagaimana beliau menemukan teorinya tersebut. Dikisahkan, beliau punya dua kawan sekuliah di Jerman, keturunan Yahudi. Mereka berdua, setiap semester selalu memeroleh nilai IP tertinggi, 4. Penasaran, Habibie nginap di tempat kos kedua mahasiswa tersebut. Habibie ingin tau bagaimana cara mereka belajar.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *