Hikmah Malam: Haji Lansia di Hati Semua

Haji Lansia di Hati Semua
Foto: jemaah haji lansia
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Kategori pertama bisa dicontohkan dengan kalimat-kalimat ungkapan netizen berikut: “videonya cuma jalan, tapi gak tahu kenapa air mataku keluar” oleh pemilik akun bernama vadilla, serta “kok aku mewek sih, ya Allah berikan kesehatan untuk uti dan kakung aamiin” oleh akun greenbee10. Adapun kategori kedua bisa dicontohkan dengan ungkapan-ungkapan seperti berikut: “Bismillah Allahumma Sholli ala sayydina Muhammad ya Allah jadikan gambaran ini seperti aku sama isteriku suatu saat nanti waktu pas haji/umrah Amien ya rabbalalim” oleh pemilik akun bernama Master konteng. Juga ada “Masyaalah..aq nangis meliat ini..semoga aq dan suami biss seperti ini, aamin” oleh pemilik akun bernama chylaNada.

Marshall McLuhan (1964), ahli komunikasi dari Kanada, melalui teorinya the media is the message menyatakan bahwa media komunikasi dan bukan pesan itu sendiri yang akan bisa mempengaruhi pemahaman dan kesadaran masyarakat. Melalui apa? Melalui kekuatan kontennya. Video termasuk bagian dari media. Dalam kasus video kakek-nenek jemaah haji lansia di atas, keberadaannya juga bisa menumbuhkan pemahaman tentang kesetiaan hidup suami-isteri. Juga, video itu bisa menyulut kesadaran baru tentang bagaimana seharusnya menjalani kehidupan berdua suami-isteri melalui kesetiaan sejati. Bahkan, doa pun mengalir untuk kebaikan diri mereka sendiri yang melihatnya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kalau netizen saja bisa meneteskan air mata saat melihat bagaimana jemaah haji lansia menjalani rangkaian kegiatan ibadah haji, apalagi para petugas haji Indonesia yang memang melakukan pelayanan langsung di lapangan. Mereka memang ditugaskan untuk semata-mata memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah haji Indonesia di Arab Saudi. Termasuk di antaranya kategori lansia. Tentu emosi, pikiran, perasaan, batin dan jiwa menyatu dalam nafas para petugas pelayanan haji itu.

Lihatlah perempuan petugas haji yang memberikan testimoni pada kegiatan malam khidmat bertajuk Menteri Menyapa dan Mengapresiasi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji 1445 H/2024 M Arab Saudi di Makkah. Namanya Siti Qomala Hayati. Acara itu sendiri dilaksanakan di Hotel Wehda Mutammayez (602) pada Hari Rabu (19/06/2024). Perempuan petugas haji itu diminta tampil untuk memberikan testimoni di hadapan Menteri Agama RI dan seluruh anggota amirul hajj, mustasyar dini dan seluruh petugas haji Indonesia di Arab Saudi.

Dalam testimoninya, Qomala Hayati itu bilang: “Kami mandikan beliau. Kami gantikan pampersnya. Kami suapin. Kami gendong. Padahal kami tidak pernah kenal sebelumnya pada ibu jemaah haji yang kami layani itu.” Suasana pun hening. Terhanyut oleh kata-kata bijak untuk melukiskan praktik mulia oleh para petugas perempuan haji Indonesia. Sangat heart-touching. Menyentuh hati. Air mata pun membasahi pipi. Sambil tak sanggup menahan makin derasnya air mata yang terus mengaliri. Sesenggukan pun juga tak kuasa untuk terkendali.

Testimoni Qomala Hayati di atas melengkapi testimoni sebelumnya yang disampaikan oleh petugas laki-laki haji Indonesia. Substansinya kurang lebih sama. Tapi, yang disampaikan Qomala Hayati itu lebih menyentuh hati dan jiwa. Bahkan menyayat nurani bersama. Karena perempuan petugas haji itu mampu melukiskan situasi layanan itu dengan contohnya. Konkret pula. Mulai dari menggantikan popok, memandikan hingga menyuapi. Ditambah dengan tangis yang tak kuasa dia tahan, seperti dijelaskan sebelumnya.

Semua pun lantas merespon kagum tetsimoni Qomala Hayati itu. Mulai dari Habib Hilal dari PBNU, Buya Anwar Abbas dari MUI, hingga bahkan Mengerti Agama RI sendiri. Semua dalam kata dengan suara dan tone yang sama: tak mampu menilai kemuliaan yang sudah diberikan oleh para petugas haji Indonesia kepada seluruh jemaah haji. Termasuk dan utamanya adalah lansia. Maka, suksesnya jemaah haji lansia dalam beribadah haji tidak bisa dipisahkan dari kemuliaan layanan yang telah dilakukan oleh petugas haji.

Netizen memang jauh dari praktik layanan jemaah haji Indonesia di Arab Saudi. Tapi, hati mereka diikat secara sama dan satu oleh nilai kemanusiaan yang tumbuh dalam layanan haji lansia. Begitu pula para petugas haji. Maka, jauh dan dekat kini hanya soal jarak fisik. Namun, kemanusiaan mengikat dan menyatukan beda jarak itu ke dalam satu detak nafas yang sama. Layanan jemaah haji lansia menjadi pemantiknya. Bentuk dan kata kuncinya adalah, melayani ibadah itu sekaligus melayani kemanusiaan.

 

Oleh: Akh. Muzakki

Guru Besar dan Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya

Anggota Tim Monitoring dan Evaluasi Haji 2024

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *