Kultum 485: Makna Rajab Sebagai Bulan Menanam

Makna Rajab Sebagai Bulan Menanam
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Bulan-bulan ini disebut suci karena dua alasan: 1. Karena larangan berperang pada saat itu, kecuali musuh yang memulainya. 2. Karena melanggar batas-batas suci selama mereka lebih pedih dari pada waktu lainnya. Oleh karena itu Allah Subhanahu wata’ala melarang kami berbuat dosa selama bulan-bulan ini, sebagaimana firman-Nya di atas. Jadi jangan salahkan dirimu selama waktu yang harus diisi dengan tindakan ketaatan dan syukur harus dipanjatkan kepada Allah Subhanahu wataa’al atas nikmat ini dan Dia menjadikan bulan-bulan sebagai sarana untuk melayani kepentingan manusia, maka waspadalah terhadap diri mereka sendiri selama (dua belas) bulan ini. Atau bisa jadi kata ganti tersebut mengacu pada empat bulan suci, dan bahwa ini adalah larangan menganiaya diri sendiri selama itu, apalagi larangan ini berlaku setiap saat, karena bulan-bulan ini sangat istimewa dan kesalahan pada waktu itu lebih serius daripada di lain waktu (akhir kutipan).

Selain itu, bulan Rajab menandai awal persiapan Ramadhan. Para ulama menyamakan tahun, dan apa yang terkandung di dalamnya tentang musim-musim dan peristiwa-peristiwa khusus dengan beberapa hal. Yang terbesar dari musim khusus adalah bulan Ramadhan, maka Islam mendesak kita untuk melakukan lebih banyak amal saleh selama bulan itu. Salah satu hal yang paling utama adalah mempersiapkan diri untuk beramal saleh sebelum bulan Ramadhan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Para ulama menetapkan bulan Rajab sebagai awal persiapan menyambut bulan Ramadhan. Seolah-olah tahun adalah sebatang pohon; daunnya mulai muncul pada bulan Rajab, buahnya mulai muncul pada bulan Sya’ban, dan masyarakat memetik buahnya pada bulan Ramadhan. Jadi individu harus mempersiapkan diri dengan melakukan perbuatan saleh di Rajab, dan memberikan perhatian ekstra untuk menyempurnakannya di Sya’ban, sehingga dia dapat melakukannya dengan sempurna di bulan Ramadhan.

Para ulama merujuk gagasan ini dalam beberapa cara, di antaranya sebagai berikut. Dikatakan bahwa Rajab adalah untuk seseorang berhenti hanyut, Sya’ban adalah untuk usaha dan ketulusan, dan Ramadhan adalah untuk kejujuran dan kemurnian. Rajab adalah bulan tobat, Sya’ban adalah bulan cinta, dan Ramadhan adalah bulan mendekatkan diri kepada Allah. Rajab adalah bulan suci, Sya’ban adalah bulan pengabdian, dan Ramadhan adalah bulan berkah. Rajab adalah bulan ibadah, Sya’ban adalah bulan berpaling dari dunia ini, dan Ramadhan adalah bulan peningkatan.

Ada pula ulama yang mengatakan, “Rajab adalah bulan di mana Allah melipatgandakan pahala perbuatan baik, Sya’ban adalah bulan penebusan perbuatan buruk, dan Ramadhan adalah bulan penantian hadiah dan kehormatan. Rajab adalah bulannya orang-orang yang berprestasi, Sya’ban adalah bulannya orang-orang yang kemajuannya sedang, dan Ramadhan adalah bulannya para pendosa utuk memperbaiki jalan mereka”. Allahu ya’lam.

Semoga yang kita baca ini menjadi pengingat menambah iman kita, dan kalau sekiranya bisa memberi manfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh.                             —ooOoo—

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar