Kultum 488: Berbohong Untuk Masuk ke Negara Lain

Berbohong Untuk Masuk ke Negara Lain
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Dalam sebuah tanya jawab online, seorang penanya bertanya tentang hukumnya berbohong agar bisa masuk ke negara lain. Penanya ini harus melakukan wawancara di kedutaan asing, dan dia tidak dapat melakukan perjalanan kecuali dia berbohong yang tidak akan merugikan siapa pun, tetapi itu akan menguntungkan dirinya sendiri, dengan mengatakan bahwa seorang teman mengundang dirinya untuk mengunjunginya di negara tujuan setelah dia mengunjunya di negaranya.

Tapi dalam kenyataannya, dia tidak punya teman di sana sama sekali; dia hanya ingin bepergian. “Apakah dia boleh berbohong dalam kasus ini? Jika dia mendapatkan pekerjaan setelah dia bepergian, apakah itu haram atau tidak?” Pertanyaan ini dijawab oleh pemateri tanya-jawab online sebagai berikut.

Pertama, prinsip dasarnya adalah bahwa berbohong itu haram, tercela dan tidak diperbolehkan selain dari keadaan luar biasa, yang tidak termasuk situasi si penanya, karena ada hubungannya dengan hak orang lain, yaitu negara yang telah menetapkan syarat-syarat bagi mereka untuk melakukannya, siapa yang akan memberikan izin untuk masuk. Oleh karena itu tidak boleh berbohong dan menggunakan tipu muslihat untuk mengelak dari kondisi tersebut.

Ini adalah prinsip dasar, dan mungkin ada beberapa kasus di mana pengecualian dibuat, yang akan memiliki fatwa yang berlaku khusus untuk mereka. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga. Seorang pria akan terus mengatakan kebenaran sampai dia menjadi pembicara kebenaran. Kebohongan membawa ke kejahatan, dan kejahatan mengarah ke Neraka. Seorang pria akan terus berbohong sampai dia dicatat di sisi Allah sebagai pembohong” (HR. al-Bukhaari, no. 5629, dan Muslim, no. 4719).

Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kelicikan dan tipu daya membawa ke neraka” (HR. al-Bayhaqi dalam Shu’ab al-Iman; digolongkan sebagai shahih oleh al-Albani dalam Sahih al-Jaami’, no. 6725). Itu juga diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam sebuah laporan mu’allaq di mana dia berkata, “Tipu daya mengarah ke Neraka; barang siapa melakukan suatu perbuatan yang tidak sesuai dengan urusan kami ini, maka perbuatan itu tertolak”.

Kedua, barangsiapa mengatakan kebohongan yang haram untuk memasuki suatu negara, kemudian mencari pekerjaan yang diperbolehkan di sana, pekerjaan ini tidak haram baginya, kecuali jika bosnya menetapkan bahwa pekerja itu seharusnya masuk ke negara itu secara sah, dalam hal ini haram untuk menipunya dan berbohong padanya.

Sehubungan dengan tanya-jawab online di atas, berikut kita lihat ayat-ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan ebohongan. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

اِنَّمَا يَفۡتَرِى الۡـكَذِبَ الَّذِيۡنَ لَا يُؤۡمِنُوۡنَ

بِاٰيٰتِ اللّٰهِ‌ۚ وَاُولٰۤٮِٕكَ هُمُ الۡكٰذِبُوۡنَ

Artinya;

Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah pembohong (QS. An-Nahl, ayat 105).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *