Hajinews.id – Presiden keempat Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur dikenal sering bercanda. Humor ini seharusnya tidak hanya membuat orang tertawa, tetapi juga berfungsi untuk meredakan ketegangan politik.
Salah satunya adalah cerita dari NU.or.id. Alkisah ada seorang pemuda Madura bernama Matrawi yang tetap menjadi tukang becak di desa asalnya setelah rekan-rekannya menjadi guru, dokter, insinyur, pengusaha dan menteri.
Kendati demikian, Matrawi merupakan pemuda yang penuh dengan gairah belajar apa saja. Saat memilih menetap di Sumenep, Matrawi bertemu teman lamanya yang tamatan ITB dan kini menjadi Menteri yang bahkan langsung menawari biaya kursus kilat untuk Matrawi.
“Siapa tahu nanti sampeyan bisa jadi pilot pesawat terbang,” ucap kawannya itu.
“Buat apa jadi pilot pesawat?” tanya Matrawi.
“Lah, katanya sampeyan pengin bisa dekat dengan Gus Dur,” jawab Pak Menteri. Dia mencoba mengingatkan sosok Gus Dur kepada Matrawi.
“Beh, memang hanya jadi pilot pesawat supaya bisa dekat-dekat dengan Gus Dur saat kunjungan kerja ke luar negeri?” jawab Matrawi.
“Dan memang Gus Dur cuma akan naik pesawat untuk jalan-jalan di dalam negeri?” imbuhnya.
Obrolan itu pun terhenti karena Pak Menteri sudah harus melakukan kunjungan ke daerah lain.
Tiga bulan kemudian, Pak Menteri mendengar kabar dari ajudannya, bahwa teman lamanya kini sudah pindah ke Jombang. Tapi di kota kelahiran Gus Dur itu, Matrawi tetap menarik becak.