Ratusan Turis China di Bukittinggi Dilarang Keluar Hotel

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno saat menyambut kedatangan turis asal China di Bandara Internasional Minangkabau pada Ahad (26/1/2020) (Foto: Antara)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Kedatangan 174 turis asal China di Sumatera Barat pada Ahad pagi (26/1/2020) berbuntut masalah. Ratusan warga yang tergabung dalam GNPF Ulama Bukittinggi-Agam menolak kedatangan 174 turis asal Kunming, China, itu untuk plesiran di daerah Sumbar.

Padahal sebelumnya, ratusan turis yang datang itu disambut meriah oleh Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno di Bandara Internasional Minangkabau. Para wisatawan China itu selanjutnya menuju salah satu hotel di Bukittinggi. Namun mereka kemudian dilarang dan tidak akan melakukan kunjungan wisata di daerah itu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sejumlah warga Bukittinggi menolak kedatangan ratusan turis China itu dengan alasan wabah virus corona tengah merebak di negara Tirai Bambu itu. Warga khawatir, virus corona bisa menyebar terbawa para turis yang datang, meski sebelumnya telah dinyatakan negatif dan melalui pengecekkan di bandara.

“Sesuai kesepakatan, para wisatawan atau turis itu tidak dibolehkan keluar dari hotel dan tidak dibolehkan melakukan kunjungan wisata di Bukittinggi. Dan turis itu meninggalkan Bukittinggi pada Senin,” ujar Humas GNPF Ulama Bukittinggi-Agam, Yulhendri, seperti dilansir dari covesia.com, Ahad (26/1/2020).

Yulhendri menjelaskan, pada Ahad  sore sekitar pukul 17.00 WIB empat bus pariwisata yang membawa turis China itu telah sampai di Bukittinggi dan langsung masuk hotel.

Namun pihaknya telah membuat kesepakatan dengan dinas pariwisata, manager hotel, kepolisian dan pihak Kodim Bukittinggi untuk menyepakati turis itu tidak boleh keluar hotel hingga Senin (27/1/2020) atau hari ini, hingga turis China tersebut meninggalkan Bukittinggi.

“Jika para turis itu memaksakan diri untuk keluar dari hotel sebelum meninggalkan Bukittinggi maka jangan salahkan tindakan yang akan kami lakukan,” tegas Yulhendri.

Dia menegaskan GNPF ulama Bukittinggi-Agam akan memastikan bahwa turis itu tidak akan melakukan kunjungan wisata di Bukittinggi baik itu ke Jam Gadang, Ngarai Sianok dan sejumlah objek wisata lainnya karena pihaknya akan terus memantau turis China itu sampai meninggalkan Bukittinggi.

“Kita peduli dan khawatir dengan warga Bukittinggi dan tidak menginginkan virus Corona yang saat ini terjangkit di China sampai mengenai warga Bukittinggi,” tuturnya.

Sebelumnya, sebanyak 174 turis asal Kunming China tiba di Bandara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman, pada Ahad pagi pukul 06.36 WIB yang akan berwisata selama lima hari di Sumatera Barat.

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Daeng Mohammad Faqih mengatakan, harus dipastikan wisatawan asal Kunming, China yang tiba di Bandara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman, Sumatera Barat, pada Ahad (26/1/2020), bebas dari riwayat kontak perjalanan ke daerah terpapar virus corona 2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCoV yang muncul pertama kali di Wuhan, China.

“Kalau dia dari daerah yang terinfeksi dia sudah masuk yang dicurigai,” kata Daeng di Jakarta, Ahad (26/1/2020).

Daeng menjelaskan masa inkubasi dari mulai terinfeksi virus ini sampai menimbulkan gejala pertama yakni dua hari sampai dua pekan. Sementara perjalanan langsung dari Bandara Kunming di Provinsi Yunan ke bandara di Sumatera Barat itu hanya membutuhkan waktu empat jam perjalanan.

Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan dari saat virus atau patogen menginfeksi hingga mulai menimbulkan gejala pertama kali.

Daeng mengatakan, yang dikhawatirkan jika para turis pernah melakukan perjalanan ke daerah yang terpapar virus kemudian melakukan kunjungan ke Indonesia dalam masa inkubasi itu. Jika belum lewat masa inkubasi, maka bisa jadi gejala belum muncul saat seorang wisatawan tiba di wilayah atau negara yang dikunjungi.

“Kalau dia melakukan perjalanan ke daerah situ (terpapar virus corona) dan yang datang ke daerah kita belum dua minggu dari masa inkubasi itu harus dicurigai makanya harus dimonitor,” ujarnya.

Sementara itu Komisioner Ombudsman RI La Ode Ida meminta pemerintah untuk mengeluarkan larangan sementara ke Indonesia bagi pekerja dan wisatawan China guna menghindari penularan virus Corona yang hingga kini belum ada obatnya.

“Sehubungan dengan munculnya virus Corona, maka pemerintah Indonesia seharusnya segera mengeluarkan larangan masuk pekerja asal China,” kata La Ode Ida dalam siaran pers di Jakarta, Senin (27/1/2020).

Selain itu, para pekerja dari China yang sudah telanjur berada di Indonesia pun segera didata dan dilakukan pemeriksaan khusus, untuk memastikan mereka terbebas dari virus mematikan itu.

Pada awal 2020 diberitakan bahwa virus Corona telah berjangkit di Provinsi Wuhan, China, dan mengakibatkan 56 orang meninggal dunia karena serangan virus itu.

Oleh karena itu, mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) itu mengharapkan agar bangsa Indonesia terhindar dari virus Corona yang sudah berjangkit dan memakan korban yang banyak di daratan China serta sudah menyebar di sejumlah negara termasuk di Singapura dan Thailand.

Menurut La Ode Ida, perlindungan terhadap nyawa warga negara Indonesia jauh lebih utama ketimbang membebaskan masuknya pekerja asal China atas nama investasi.

“Karena virus yang mematikan itu sudah terbukti bersumber dari China, dan pemerintah Indonesia memiliki kewajiban asasi untuk melindungi warganya dari bahaya kontaminasi dari virus yang kemungkinan dibawa oleh para pekerja atau para wisatawan China,” katanya. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *