Ratusan Warga Tinggalkan Natuna Setelah Evakuasi WNI dari Wuhan

Ratusan warga meninggalkan Natuna setelah evakuasi WNI dari Wuhan, China ke daerah tersebut. (Antara Foto)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



TANJUNGPINANG, hajinews.id – Ratusan warga memilih meninggalkan Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, sehari setelah pemerintah pusat mengevakuasi 238 warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China di daerah tersebut.

Masyarakat punya alasan kuat meninggalkan Ibu kota Natuna itu. Mereka khawatir ke 238 WNI tersebut terbawa wabah virus corona dari tempat asalnya di Kota Wuhan, China. “Warga takut tertular virus mematikan tersebut,” kata salah seorang warga Natuna, Herman saat dihubungi ANTARA, Senin malam (3/2/2020)

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kemudian terbitnya Surat Edaran Pemkab Natuna yang meliburkan seluruh kegiatan belajar dan mengajar di sekolah terhitung sejak tanggal 3 Februari sampai 17 Februari 2020, juga menjadi alasan warga ramai-ramai kembali ke daerah asal atau sekadar mengungsi.

Kendati belakangan turun Surat Edaran dari Kementerian Dalam Negeri yang meminta Pemkab Natuna mencabut edaran tersebut dan tetap melaksanakan aktivitas belajar dan mengajar di sekolah. Menurut Herman, warga tetap bersikeras meliburkan anak-anak mereka, terutama para ibu-ibu.

“Apalagi Surat Edaran Kemendagri itu turun setelah warga berangkat meninggalkan Natuna,” tegas Cherman.

Berdasarkan data PT Pelni wilayah kerja Ranai, sedikitnya  675 penumpang yang berangkat menggunakan Kapal KM Bukit Raya pada Senin pukul 03.00 WIB, rute Ranai-Midai. Itu baru kapal PT Pelni, belum termasuk kapal-kapal lainnya seperti pompong nelayan atau sejenisnya.

Rata-rata warga yang keluar dari Ranai adalah warga asli Kalimantan, Pulau Midai, Pulau Serasan, dan Pulau Subi. “Termasuk istri dan anak saya, mereka minta pulang ke Pulau Serasan, sebab takut dengan isu virus corona,” tutur Herman lagi.

Warga lainnya, Musliha mengaku sementara ini terpaksa meninggalkan Natuna dan kembali ke daerah kelahirannya, Pulau Midai.

Musliha merasa risau terjangkit virus corona, meski pemerintah sudah menyatakan 238 WNI dari Wuhan, China, itu pulang ke Tanah Air dalam kondisi sehat. “Nanti pasti balik lagi ke Ranai kalau proses karantina WNI itu sudah selesai. Informasinya mereka dikarantina selama dua minggu di Natuna,” ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta warga Natuna, Kepri, berbesar hati soal lokasi observasi warga negara Indonesia yang baru dievakuasi dari China. Jokowi menegaskan WNI yang kini berada di hanggar Lanud Raden Sadjad merupakan saudara sebangsa dan setanah air.

“Saya kira kita memerlukan kebesaran hati seluruh masyarakat Indonesia. Apa pun mereka adalah saudara-saudara kita,” kata Jokowi di Desa Pasir Madang, Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (3/2/2020).

Jokowi menceritakan alasan pemilihan Natuna sebagai lokasi observasi WNI yang baru dijemput dari China. Jokowi bicara soal keperluan landasan dan tingkat kesiapan tim medis. Selain itu, Natuna juga dinilai sebagai pulau yang paling siap

“Tak semua pulau bisa dipakai. Kemudian juga kita mengukur tingkat kesiapan dari tim kesehatan yang ada di situ. Sehingga keputusan dari tim adalah di Natuna,” kata Jokowi. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *