Asing Tarik Ratusan Miliar dari BRI, Pasar Modal Guncang

Foto Ilustrasi lembaran mata uang rupiah dan dolar AS. (Antara Foto)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Pasar modal domestik terguncang hebat hingga membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,70% ke level 5.957,34 pada penutupan perdagangan sesi I, Senin (10/2/2020). Adapun sepanjang sesi I, IHSG bergerak dalam jangkauan range mulai dari level terendah di 5.937,38 hingga level tertinggi di 5.996,47.

Sebanyak 2,97 miliar saham diperdagangkan dengan frekuensi 221.931 kali dan membukukan nilai transaksi harian sebesar Rp 2,57 triliun. Pergerakan saham yang termonitor meliputi 94 saham naik, 254 saham turun, dan 120 saham lainnya stagnan. Bersama dengan IHSG, keempat bursa saham Asia juga serentak terkoreksi, yakni Nikkei turun 0,55%, Hang Seng turun 0,77%, Shanghai turun 0,39%, dan Strait Times turun 0,56%.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kendati bursa mencatat akumulasi beli bersih senilai Rp 272,74 miliar di pasar modal, guncangan tak terelakkan ketika investor asing menarik dana hingga Rp 154,8 miliar dari saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Saham BRI berada di posisi teratas sebagai saham paling banyak dilepas asing sepanjang siang ini. Bersama dengan saham BRI, di urutan tiga besar saham paling terkena tekanan jual ialah saham PT Astra International Tbk (ASII) senilai Rp 19,1 miliar dan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 17,6 miliar.

Dengan terpaan tekanan jual, ketiga saham tersebut pun berakhir dengan koreksi masing-masing sebesar -1,54%, -1,95%, dan -030%.

Untukdiketahui, dalam mengawali awal pekan ini, nilai tukar rupiah bergerak penuh tekanan, baik dari internal maupun eksternal. Dari internal, apresiasi 2,44% dalam tiga bulan terakhir masih menjadi alasan utama yang membuat rupiah terkena tekanan jual atas aksi profit taking. Sementara itu, wabah virus corona yang semakin banyak memakan korban juga turut menjadi sentimen eksternal yang menambah beban bagi rupiah.

Dengan berbagai kondisi yang tak mendukung itu, rupiah yang kala pembukaan pasar spot Senin (10/02/2020) tadi stagnan di level Rp 13.675 per dolar AS harus berbalik terkoreksi mendalam hingga melebihi level Rp 13.700.

Seperti dilansir dari RTI, hingga pukul 09.40 WIB, rupiah tertekan -0,13% ke level Rp 13.718 per dolar AS. Bahkan, beberapa menit sebelumnya, koreksi rupiah mencapai -0,33% dan menyentuh level terendah di angka Rp 13.720 per dolar AS. Selain itu, rupiah semakin babak belur karena tertekan pula di hadapan dolar Australia (-0,71%), euro (-0,35%), dan poundsterling (-0,41%).

Kabar buruknya, rupiah tak hanya menjadi yang terlemah di antara mata uang utama di dunia, tetapi juga di Asia. Seluruh mata uang Asia ikut menekan rupiah dan menjadikan sang Garuda sebagai mata uang paling lemah di Benua Kuning. Rupiah saat ini tertekan oleh won (-0,70%), yuan (-0,41%), dolar Taiwan (-0,35%), dolar Hong Kong (-0,28%), dolar Singapura (-0,28%), yen (-0,18%), baht (-0,14%), dan ringgit (-0,12%).

Kepala Riset Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Senin (10/2/2020), mengatakan, pasar kembali ditutup kompak negatif mengkawatirkan penyebaran virus corona pada akhir pekan lalu.

“Pasar saham global kompak ditutup turun pada akhir perdagangan minggu lalu, begitupun harga minyak mentah. Investor kembali mengkawatirkan Virus Corona yang jumlah korban meninggalnya mencapai 901orang, sudah melebihi korban meninggal pada saat wabah SARS yang mencapai 774 orang,” ujar Lana.

Sebelumnya, sentimen sudah positif ketika jumlah yang pulih melebihi yang meninggal. Sementara para ahli memperkirakan penyebaran ini hampir mencapai puncaknya.

Penyebaran virus tersebut juga sudah mencapai Singapura yang dideteksi telah ada korban meninggal.

“Pemerintah China berencana menetapkan dana bantuan senilai 10 miliar dolar AS untuk mengatasi penyebaran virus ini, yang kemungkinan bisa menjadi sentimen positif investor,” kata Lana.

Pada Senin pagi, mata uang kuat Asia, yen dan dolar Hong Kong menguat terhadap dolar AS, namun rupiah kemungkinan masih berlanjut melemah secara teknikal.

Lana memperkirakan rupiah pada hari ini bergerak di kisaran Rp13.680 per dolar AS hingga Rp13.700 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp13.708 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.647 per dolar AS. (rah/ brbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *